Kamis 10 Jun 2021 17:07 WIB

Ironi Jembatan Bambu Reyot yang tak Jauh dari Istana Negara

Warga berharap agar jembatan itu segera diperbaiki oleh pemerintah daerah.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga sedang melintasi jembatan bambu yang sudah reyot di Jalan Swadaya, Kelurahan dan Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (10/6).
Foto:

Ade, perempuan yang berjualan dekat jembatan itu, mengaku memang takut melintasi jembatan reyot itu. Terlebih sejak Ade melihat tetangganya bernama Dian celaka di jembatan itu. 

Ade bercerita, pada suatu sore beberapa bulan lalu, Dian melintasi jembatan itu sembari menggendong anaknya yang masih balita. Dian ketika itu juga sedang hamil. Sebelah kaki Dian ternyata menginjak bagian lantai bambu yang keropos. 

"Bu Dian kejeblos kakinya karena badannya (ketika itu sedang) gede," kata perempuan 49 tahun itu. Warga yang sedang ngaso sore lalu ramai-ramai membantu. Selanjutnya warga menambal lantai bambu yang bolong itu. 

Meski sudah ditambal, Ade tetap takut melintasi jembatan itu. Dia meyakini, ada banyak titik keropos lainnya. Apalagi dirinya juga berperawakan gempal. 

"Saya takut lewat sana. Kalau nggak perlu-perlu amat, nggak mau. Ibu-ibu di sini pada takut lewat sana," kata Ade di depan warung kelontongnya yang menghadap ke arah jembatan itu. 

Sedangkan Ahmad mengaku melawan takut ketika melintasi jembatan itu. Dia harus berani karena saban hari ada keperluan di kampung sebelah. "Ya kita hati-hati aja. Terpaksa. Ya mau gimana lagi itu (akses) terdekat," kata dia. 

Ibu RT 16, Alwiyah, mengatakan, jembatan itu lapuk karena termakan usia. Jembatan itu awalnya dibuat warga menggunakan material bambu seadanya sekitar 10 tahun yang lalu. Lantaran terus digerus hujan dan terpapar terik matahari, jembatan itu pun hancur. 

Sekitar dua tahun lalu, kata dia, warga memperbaiki jembatan itu dengan material seadanya. "Kita perbaiki sekitar dua atau tiga tahun lalu dengan (dana) swadaya juga," kata Alwiyah ketika ditemui dekat jembatan itu. 

Tapi, sering berjalan waktu, kondisi jembatan itu kembali rapuh dan reyot. Sejak suaminya menjabat sebagai ketua RT 16 dua tahun lalu, perbaikan jembatan itu sudah disampaikan ke pihak kelurahan dan kecamatan. Namun, hingga kini, perbaikan belum dilakukan. 

Alwiyah pun berharap, agar jembatan itu segera diperbaiki oleh pemerintah daerah. Harapan sama disampaikan warga setempat. 

 

"Kalau masih kayak sekarang kan saya takut. Kenak air dan hujan pasti keropos," kata Ade. Ade tak ingin bernasib celaka seperti ibu Dian. Tapi, tak ada yang tahu, entah kapan pemerintah bakal memperbaiki jembatan reyot yang membahayakan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement