REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 Sinovac telah digunakan masyarakat Indonesia sejak Januari 2021 lalu. Kendati demikian, lama vaksin Sinovac bisa bertahan dalam tubuh dan kemungkinan vaksinasi tambahan (booster) masih diteliti.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Kusnandi Rusmil, mengaku pihaknya masih meneliti berapa lama efikasi vaksin Sinovac dalam tubuh dan banyaknya booster yang harus didapatkan. "Itu yang sesang saya teliti. Penelitiannya kan baru selesai akhir September 2021 atau masa terakhir uji klinis," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (9/6).
Tak hanya Indonesia, ia menyebutkan negara lain yang menggunakan vaksin ini seperti Brasil dan Turki juga masih menguji berapa lama efikasi vaksin ini. Kendati demikian dia mengakui biasanya memang ada penurunan efikasi vaksin. Sehingga, imunisasi diulang dengan tujuan daya lindungnya lebih bagus.
Ia membandingkan seperti saat bayi, imunisasi dasar lengkap harus diberikan dan diulang hingga memasuki jenjang sekolah dasar supaya proteksinya maksimal. Sejauh ini, pihaknya memperoleh hasil efikasi vaksin Sinovac di tiga bulan pertama 65,3 persen. Artinya, dia melanjutkan, Vaksin Sinovac melindungi 65,3 persen orang-orang yang telah mendapatkan vaksin ini. Kemudian, kalau orang yang divaksin terkena penyakit maka akan merasakan gejala ringan.
"Sehingga, nakes yang terinfeksi Covid-19 meski sudah divaksinasi bukanlah hal yang aneh," ujarnya.
Terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, pihaknya belum memiliki hasil studi tentang efikasi vaksin pascavaksinasi. "Kemungkinan akan dibutuhkan booster berupa suntikan ketiga, tapi belum ditentukan kapan," katanya kepada Republika.
Sebelumnya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat puluhan tenaga kesehatan (nakes) perawat di Tanah Air terpapar Covid-19 selama periode 15 Mei hingga 7 Juni 2021. PPNI mengonfirmasi sebanyak 98 perawat terpapar Covid-19 dan nakes perawat yang tidak tertolong sebanyak sembilan orang selama 15 Mei 2021 hingga 7 Juni 2021.
"Rekapan data yang masuk di PPNI sejak tanggal 15 Mei sampai dengan 7 Juni, terkonfirmasi sebanyak 98 orang perawat terpapar Covid-19," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah saat dihubungi Republika, Selasa (8/6).