REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Tingginya minat masyarakat akan munculnya BTS Meal berujung pembatalan sepihak pesanan oleh McDonald's. Ratusan penarik ojek daring bahkan sempat bersitegang dengan manajemen McD di Jalan Pajajaran, Bogor, karena pesanannya dibatalkan.
Pantauan Republika di lokasi, sekitar 150 penarik ojek daring memadati gerai McD Pajajaran. Rata-rata, mereka sudah mendapat order BTS Meal sejak pagi sekitar pukul 10.30 WIB. Namun, sekitar pukul 14.30 WIB, seluruh pesanan tersebut dibatalkan sehingga mereka merasa sia-sia telah menunggu lama.
Tidak langsung beranjak dari gerai, ratusan penarik ojek daring tersebut sempat bersitegang dengan manajemen McD Pajajaran. Mereka didampingi Polsek Bogor Timur, Camat Bogor Timur, serta Danramil saat melakukan mediasi.
Salah seorang di antaranya, Ardilla (30 tahun) mendapat order BTS Meal dari wilayah Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor. Pesanan yang didapatnya merupakan empat paket BTS Meal dengan total harga sekitar Rp 200 ribu.
“Jam 11.00 WIB sampai jam 14.30 WIB tahu-tahu semua orderan di-cancel. Yang punya hak cancel itu cuma pihak aplikasi sama pihak restoran,” kata Ardilla kepada Republika, Rabu (9/6).
Selama menunggu berjam-jam lamanya, Ardilla mengaku tidak bisa menerima pesanan lain. Sehingga, ketika pesanan BTS Meal tersebut dibatalkan, Ardilla tidak mendapat penghasilan sepeserpun.
“Saya kan tidak bisa terima orderan lain, jadi waktu dicancel tidak dapat penghasilan apa-apa. Mau cari lagi juga sudah tidak mood,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Kapolsek Bogor Timur, Kompol Hida Tjahjono, mengatakan, meski sempat adu mulut, situasi dan kondisi di gerai McD Pajajaran masih kondusif. Para penarik ojek daring juga masih mencoba melakukan pembicarana dengan manajemen.
“Mereka paham, peristiwa ini tidak hanya di sini tapi di semua gerai di Kota Bogor, bahkan di kota lain. Semoga ada pembicaraan dari manajemen, baik McD maupun aplikasi sehingga bisa mengambil langkah yang membuat kondusif seluruh gerai,” jelasnya.
Hida berharap, kedua pihak baik McD maupun aplikasi bisa mengatur aliran pesanan sebaik-baiknya. Apalagi, saat ini situasi masih di tengah Covid-19 yang sangat berbahaya jika terdapat kerumunan.
Dia mengaku, akan menempatkan petugas secara situasional. Kejadian ini juga dijadikan pelajaran untuk meningkatkan keamanan di gerai serupa.
“Ini kewajiban kami, kita sambil menunggu kebijakan seperti apa. Kemauan driver rata-rata mempertanyakan kompensasi dari pihak McD, tapi sepertinya hanya bisa dilakukan oleh pusat,” ujarnya.