Selasa 08 Jun 2021 09:34 WIB

Qodari: AHY-Airlangga tak Bisa Ulang SBY-JK

Qodari mengatakan Demokrat sulit bangkit jika selalu melihat AHY seperti SBY. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, mengatakan kombinasi antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak bisa mengulang kejayaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004. Karena itu, ia menilai pernyataan salah satu kader Partai Demokrat sebagai pernyataan halusinasi. 

Sebab,, menurut dia, elektabilitas AHY saat ini berbeda jauh dengan elektabilitas SBY ketika itu. "Jadi walaupun AHY anak SBY, tapi elektabilitasnya beda jauh," kata Qodari, dikutip Selasa (8/6).

Baca Juga

Menurutnya, sulit bagi pasangan AHY-Airlangga untuk bisa menang jika koalisi antarkeduanya terealisasi. Partai Golkar lebih baik mengusung Airlangga Hartarto sendiri sebagai calon presiden. 

"Kasihan Partai Golkar yang punya kursi begitu banyak kalau dipasangkan dengan calon yang popularitasnya itu tanggung. Karena kursi yang begitu banyak akan menjadi sia-sia," ujarnya.

Qodari menambahkan, jika Airlangga ditempatkan sebagai calon wakil presiden maka harus dipasangkan dengan calon presiden yang popularitasnya sangat tinggi, seperti Joko Widodo dan Prabowo Subianto."Tapi kalau AHY dengan Airlangga, kasian Pak Airlangganya, kasihan Partai Golkarnya. Elektabilitasnya jauh," ucapnya.

Dari sisi pengalaman, ia mengatakan, Airlangga juga lebih berpengalaman ketimbang AHY. Pengalaman Airlangga baik di legislatif maupun eksekutif juga tidak diragukan.

"AHY belum pernah anggota DPR, belum pernah menteri, belum pernah kepala daerah, jabatan terakhirnya apa? Sementara Pak Airlangga udah anggota dewan, udah menteri, menko lagi begitu. Jadi kualitatifnya nggak ketemu, kuantitatifnya juga nggak ketemu gitu. Maaf ya kenceng nih halu banget soalnya," jelasnya.

Qodari menilai akan sulit bagi Partai Demokrat untuk bisa bangkit jika selalu melihat AHY persis seperti SBY. Menurutnya, baik AHY dan SBY tidak bisa dibandingkan.

"Dari segi karier di militer, SBY sudah jenderal. Dari segi pengalaman di pemerintahan, SBY menteri berkali-kali, dari segi elektabilitas SBY survei pertama nomor 2 sudah, lalu nomor 1, jauh gitu lho kemana-mana. Jadi ya memang sulit untuk Demokrat ini bangkit atau maju kalau cara melihat AHY itu tidak realistis cara melihat AHY itu disama-samakan dengan SBY," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement