Selasa 08 Jun 2021 02:49 WIB

Tempat Karantina Semarang Siap Buka Lagi Jika Covid Naik

Balai Diklat Kota Semarang dan Asrama Haji Semarang siap jadi tempat karantina lagi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Jajaran Polres Semarang bersama dengan TNI serta unsur Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang menggelar skrining Covid-19 secara acak terhadap pengguna jalan tol antar daerah, di Rest Area Tol Semarang- Solo KM 429 A, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (6/5).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Jajaran Polres Semarang bersama dengan TNI serta unsur Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang menggelar skrining Covid-19 secara acak terhadap pengguna jalan tol antar daerah, di Rest Area Tol Semarang- Solo KM 429 A, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang akan membuka kembali dua lokasi karantina pasien Covid-19 yang beberapa waktu lalu sempat ditutup. Dua lokasi itu akan dibuka lagi jika kasus Covid-19 di ibu kota Jawa Tengah ini mengalami lonjakan signifikan.

"Kota Semarang memang mengalami kenaikan, meskipun tidak signifikan," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Senin (7/6).

Baca Juga

Hingga pukul 21.00 WIB, jumlah pasien positif Covid-19 yang tercatat di laman siagacorona.semarangkota.go.id mencapai 879 orang. Dari jumlah tersebut, kata dia, 55 persen di antaranya merupakan warga Semarang dan 45 persen sisanya merupakan warga luar Semarang. Adapun jumlah penderita yang meninggal dunia tercatat mencapai 3.047 orang.

Ia menjelaskan dua lokasi tempat karantina yang siap dibuka kembali masing-masing gedung Balai Diklat Kota Semarang dan gedung Asrama Haji Semarang dengan kapasitas total 280 tempat tidur. Meski mengalami kenaikan dan mendapat limpahan pasien dari daerah lain, Hendi memastikan tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit masih mencukupi.

"Antisipasi sudah dilakukan, masyarakat jangan khawatir," katanya. Dia juga meminta masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar daerah jika tidak ada keperluan yang mendesak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement