REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Proses ekskavasi di situs Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, hingga kini masih berlangsung. Tim arkeolog diminta untuk secepatnya mengungkap sejarah peradaban kuno di lokasi tersebut.
Permintaan itu disampaikan Bupati Indramayu, Nina Agustina, saat meninjau langsung kegiatan ekskavasi arkeologi di situs Dingkel, Senin (7/6). Dalam kunjungannya, bupati Indramayu mendapatkan penjelasan detail terkait kegiatan ekskavasi di situs Dingkel oleh tim arkeolog dari Balai Arkeologi Jawa Barat (Balar) Jawa Barat dan BPCB Banten.‘’Ini sangat menarik, dapat segera terungkap sejarah peradaban kuno di Sambimaya,’’ kata Nina kepada tim arkeolog.
Bahkan, Nina menargetkan agar situs Sambimaya itu dapat terungkap dalam hitungan 12 bulan. Dengan demikian, masyarakat Indramayu dapat mengetahui silsilah sejarah dan jejak peradaban masa lalu dari situs di Sambimaya. ‘’Ditargetkan 12 bulan ya pak, agar bisa terungkap,’’ pinta Nina.
Nina juga menargetkan agar situs Sambimaya dapat dijadikan sebagai obyek wisata budaya secepatnya. Hal itu secara otomatis akan berdampak pula pada perekonomian warga setempat.
Sementara itu, Kepala Balar Jawa Barat, Deni Sutrisna, mengajak Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk bersama-sama mewujudkan kawasan situs Sambimaya sebagai kawasan budaya. Guna mewujudkan hal tersebut, perlu dibentuk tim terpadu dari Pemkab Indramayu, Balar Jawa Barat, BPCB Banten dan TACB Indramayu.
Deni menjelaskan, pembebasan lahan di sekitar situs merupakan prioritas utama dan segera dilakukan oleh pemerintah setempat. "Dengan demikian, tinggalan yang saat ini masih tertimbun tanah dapat segera terungkap melalui kegiatan arkeologis,’’ kata Deni.
Penelitian arkeologi yang berlangsung sejak tanggal 24 Mei 2021 hingga saat ini telah berhasil menemukan dua struktur bangunan berukuran besar berikut anak tangganya. Tim juga menemukan fragmen keramik asing yang diperkirakan berasal dari masa dinasti Ming.
Selain itu, tim pun mendapati pecahan gerabah lokal bercorak gores. Adapula fragmen tulang bovidae jenis sapi atau kerbau.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy Musashi, menambahkan, luas lahan yang akan dibebaskan seluas 2.000 bata atau hampir satu hektare. Luas tersebut merupakan zona inti dari area ekskavasi. ‘’Nanti ada zona inti, zona pemanfaatan dan zona penunjang. Untuk zona-zona lainnya ditarget selanjutnya,’’ kata Dedy.
Penetapan zona itu berdasarkan pada pola persebaran dan hasil survei permukaan. Untuk zona lainnya selain zona inti, diperkirakan butuh lahan sekitar sembilan hektare.