Senin 07 Jun 2021 10:13 WIB

Kepala BPIP Pimpin Pengajian Peringati Harlah Pancasila

Kepala BPIP ingatkan Pancasila digali oleh Soekarno dari khazanah keragaman bangsa

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Prof Drs KH Yudian Wahyudi, MA PhD saat memimpin acara pengajian Kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 dan 120 tahun kelahiran Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yang jatuh pada tanggal 6 Juni
Foto: BPIP
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Prof Drs KH Yudian Wahyudi, MA PhD saat memimpin acara pengajian Kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 dan 120 tahun kelahiran Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yang jatuh pada tanggal 6 Juni

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Prof Drs KH Yudian Wahyudi, MA PhD sampaikan bahwa sebagai masyarakat Indonesia seluruh pihak harus bersyukur atas segala nikmat, terutama nikmat kemerdekaan Bangsa Indonesia. 

"Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki rasa persatuan tinggi," ungkap Yudian.

Hal ini disampaikan saat memimpin acara pengajian Kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 dan 120 tahun kelahiran Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yang jatuh pada tanggal 6 Juni. Acara ini berlangsung di Solo, Sabtu (5/6). Acara dihadiri oleh jajaran pejabat BPIP, akademisi Universitas Negeri Sebelas Maret Solo, santri Padepokan Ki Warsono Slenk, santri Makamhaji Kartasura Surakarta Pimpinan Ustad Setiawan.

Yudian juga menjelaskan alasan kepada jamaah kenapa kita perlu untuk bersyukur. “Jika dilihat dengan kemerdekaan Republik Indonesia dan memperingati 120 tahun kelahiran Sang Proklamator Indonesia (Bung Karno), bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdaulat, dengan terjemahan kontekstual ideologi Pancasila serta konstitusi yang membedakan dengan negara lainnya,” tuturnya.

Sejarah mencatat bahwa banyak negara pasca perang dunia kedua menjadi negara yang terpecah belah, namun tidak dengan Indonesia. Rasa kesatuan dan persatuan ini tentu tidak datang tiba-tiba. Ada berbagai perjuangan dari para pahlawan terdahulu yang perlu kita hormati dan hargai. “Belum pernah terjadi penguasa-penguasa lokal begitu dengan ikhlasnya menyerahkan kekuasaan mereka dengan segala konsekuensi konstitusionalnya kecuali di Indonesia,” ujarnya lagi. 

Ia juga menjelaskan bahwa semangat para pemuda yang tercatat dalam peristiwa Sumpah Pemuda menjadi bukti bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki semangat yang tinggi. Tanpa peralatan militer yang memadai, bangsa ini berani untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Maka, sekali lagi, Prof. Yudian mengajak jamaah yang hadir untuk selalu menghormati dan menghargai jasa para pahlawan. 

Selain itu, jamaah yang hadir diajak untuk selalu mengingat bahwa, Pancasila yang digali oleh Ir Soekarno dari khazanah keragaman suku, etnis, budaya dan agama Bangsa Indonesia merupakan pondasi bangsa. Pancasila menjadikan bangsa ini tetap utuh ditengah keragaman yang dimilikinya.

Momen proklamasi yang berlangsung hanya 59 detik juga harus disyukuri sebagai bentuk keistimewaan dan prestasi terbesar Bangsa Indonesia. Karena momen singkat ini mampu melepaskan Bangsa Indonesia dari penjajahan dan mempersatukan lebih dari 40 kerajaan.

Ia menganalogikan peristiwa proklamsi kemerdekaan Bangsa Indonesia ini layaknya fathu makkah, yang merupakan revolusi tidak berdarah pertama dalam sejarah umat manusia. Peristiwa ini mirip dengan proklamasi Bangsa Indonesia yang berlangsung secara damai, tetapin membawa manfaat yang besar bagi bangsa ini. 

Berdasarkan hal tersebut, Prof Yudian menegaskan, tidak ada alasan bagi Bangsa Indonesia untuk tidak bersyukur atas apa yang telah diraih bangsa ini. Karenanya, acara pengajian kebangsaan ini menjadi momen penting bagi kita, sebagai medium untuk merawat ingatan dan mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada para pahlawan, sekaligus ungkapan syukur kepada Allah SWT atas keistimewaan-keistimewaan yang diberikan untuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement