REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya bersama jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Perak, melakukan penyekatan dan tes antigen di Jembatan Suramadu, tepatnya di pintu keluar Suramadu arah menuju Surabaya. Penyekatan dan tes acak dilakukan mulai Ahad (6/6) sekitar pukul 10.00 WIB.
Baik pengendara roda dua maupun roda empat dicegat dan langsung diminta melakukan tes antigen. Penyekatan dan tes antigen acak dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Surabaya, setelah adanya peningkatan signifikan di Kabupaten Bangkalan, Madura.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan, penyekatan dan tes antigen dilakukan berdasarkan hasil rapat bersama. Tes antigen awalnya, dilakukan secara acak dan hanya dilakukan bagi warga yang beralamat di tiga kecamatan di Bangkalan yang saat ini melakukan lockdown yakni Kecamatan Bangkalan, Kecamatan Klampis, dan Kecamatan Arosbaya.
"Ternyata ditemukan pengendara yang positif dan berasal dari luar tiga kecamatan tersebut," ujar Eri.
Setelah dilakukan koordinasi dengan Gubernur Jatim, Pangdam V/ Brawijaya, dan Kapolda Jatim, akhirnya disepakati untuk dilakukan tes antigen bagi semua pengendara yang melintasi Jembatan Suramadu. Semua pengendara yang akan masuk ke Surabaya dari Madura harus tes antigen dulu.
"Saya sudah kontak Bupati Bangkalan dan insya Allah nanti Pemprov Jatim akan membuat rumah sakit lapangan di sini (sekitar Suramadu)," ujarnya.
Eri memastikan, para pengendara yang akan masuk ke Surabaya dan begitu pula sebaliknya, harus menunjukkan tes Covid-19. Jika mereka sudah dinyatakan negatif Covid-19 maka akan dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanannya.
"Tapi kalau diketahui positif setelah dites antigen, mereka akan langsung dibawa ke rumah sakit lapangan, atau akan dilarikan ke RSUD dr Soetomo atau ke Rumah Sakit Haji," kata dia.
Eri mengatakan, hingga pukul 17.09 WIB, sudah ditemukan sebanyak 70 pengendara yang positif Covid-19 setelah dilakukan tes antigen di Jembatan Suramadu. Bahkan, kata Eri, pihaknya menemukan satu pasien Rumah Sakit Husada Utama yang diantar oleh empat orang.
"Ternyata, empat orang yang mengantarkan ini juga positif. Nah, ini kan bahaya kalau begini, bisa menyebar ke mana-mana," ujarnya.
Eri memastikan, penyekatan dan tes antigen itu akan dilakukan tiga shift dan direncanakan akan berlangsung selama 24 jam setiap harinya. Dia menyebut, penyekatan dan tes antigen ini akan terus dilakukan hingga ada evaluasi lebih lanjut dari Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya, dan Kapolda Jatim.
"Kami menunggu evaluasi lebih lanjut ini harus dilakukan sampai kapan. Insya Allah Bu Gubernur, Bupati Bangkalan, dan saya tujuannya sama, yaitu hanya untuk kepentingan masyarakat dan demi melindungi masyarakat," ujarnya.
Eri juga meminta pengelola PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) memberlakukan tes antigen atau tes Covid-19 sebelum penumpang keluar dari Surabaya menuju Madura atau pun sebaliknya. "Jadi yang mau masuk Surabaya harus menunjukkan tes Covid-19 dulu, begitu juga sebaliknya supaya adil. Tolong itu diberlakukan mulai sekarang," kata Eri.