Kamis 03 Jun 2021 21:09 WIB

Pesimisme Sri Mulyani Soal Target Konsumsi dan Herd Immunity

Target konsumsi rumah tangga diakui Sri Mulyani masih cukup berat untuk dicapai.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (dalam Layar) menyampaikan tanggapan pemerintah pada rapat paripurna DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin. (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (dalam Layar) menyampaikan tanggapan pemerintah pada rapat paripurna DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Novita Intan, Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra

Baca Juga

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku, kenaikan konsumsi rumah tangga masih cukup berat untuk mencapai target 5,1 sampai 5,3 persen pada 2022. Ia berharap, program vaksinasi bisa meningkatkan keyakinan masyarakat untuk berbelanja sehingga tergenjotlah permintaan.

“Tapi kalau tidak berhasil, ini akan mudah menurunkan kepercayaan. Kemudian pertumbuhan konsumsi meleset ke bawah,” ujarnya saat rapat Komisi XI DPR, Rabu (2/6).

Sri Mulyani mengungkapkan, jumlah vaksinasi harian di Indonesia sekitar 300 ribu dosis per Mei 2021. Padahal untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, pemerintah harus bisa mendistribusikan satu juta vaksin dalam sehari.

Sri Mulyani pun pesimistis target herd immunity lewat program vaksinasi nasional akan tercapai pada kuartal pertama 2022. Hal ini karena program vaksinasi nasional hingga kuartal kedua tahun ini masih berjalan lambat.

"Kalau melihat vaksinasi harian di Indonesia masih 300 ribuan per hari. Ini memang lebih tinggi dari kondisi bulan puasa. Namun belum bahkan mencapai 500 ribu atau satu juta yang kami targetkan per hari," ucapnya.

Jika target herd immunity yang dicanangkan pemerintah tak dapat dikejar, menurut Sri Mulyani, Covid-19 akan tetap menjadi tantangan dalam pemulihan ekonomi pada 2022.

“Satu juta (vaksinasi per hari) itu bagi kita mencapai herd immunity pada kuartal satu tahun depan. Ini berarti kalau kita bicara pada 2022, kalau ini tidak terkejar, berarti 2022 akan terjadi dampak karena Covid masih akan jadi elemen yang menentukan juga," ungkapnya.

Dari sisi lain, Sri Mulyani juga mewaspadai kenaikan jumlah kasus harian yang mengalami peningkatan usai libur lebaran. Hal tersebut salah satunya terlihat dari tingkat keterisian wisma atlet yang naik cukup signifikan.

"Sekarang 5.797 kasus harian pergerakan rata-ratanya. Kemarin ketika di Banggar saya sampaikan Wisma Atlet keterisiannya 15 persen, terendah yaitu Mei awal atau pertengahan. Sekarang sudah 33,6 persen," ungkapnya.

Menurutnya tren kenaikan kasus harian Covid-19 pada kuartal kedua tahun ini harus segera dikendalikan agar tidak kembali terjadi pengetatan kegiatan masyarakat yang dapat berdampak negatif pada pergerakan ekonomi.

“Kuartal kedua ini saja tren ini harus dikendalikan, karena kalau tidak, terjadi kondisi seperti Maret lalu, kita harus melakukan pengetatan lagi dan ini akan memengaruhi kegiatan ekonomi dan proyeksi ekonomi yang selama ini kita buat," ucapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Republika pada Rabu (2/6), angka pemakaian tempat tidur (BOR) di rumah sakit darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, menunjukkan kenaikan. Tercatat total BOR empat tower mencapai 35,77 persen hingga kemarin.

Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Letkol Laut (K) drg M Arifin mengatakan, di tower 4, 5, 6, dan 7 tercatat total tersedia 5.944 tempat tidur.

"Tren BOR meningkat. Kini tempat tidur yang terpakai 35,77 persen, sementara sisa tempat tidur 3.850 atau masih tersedia sebanyak 64,23 persen per Rabu pukul 06.00 WIB," ujarnya.

Arifin menambahkan, total jumlah pasien kini sebanyak 2.144 orang, dengan pasien masuk 124 orang dan pasien keluar 128 orang di hari yang sama. Ia memperinci total tempat tidur di tower 4 yang diperuntukkan bagi tempat pasien karantina mudik sebanyak 1.546 dan sisa ruang rawat yang masih tersedia kini sebanyak 1.505 atau terpakai 2,65 persen.

Kemudian, jumlah pasien di tower 4 sebanyak 41 orang yang terdiri dari 17 orang masuk dan 23 orang keluar hari ini. Arifin melanjutkan, tower 5 digunakan bagi pasien Covid-19 tidak bergejala dengan jumlah tempat tidur 1.570 dan sisa tempat tidur 1.252 atau terpakai 20,25 persen.

Jadi, masih ada sisa tempat tidur 79,75 persen di tower 5. Pihaknya mencatat pasien di tower 5 sebanyak 318 orang dengan 29 pasien masuk dan tujuh pasien keluar hari yang sama. Kemudian di tower 6 untuk pasien bergejala tersedia sebanyak 1.300 tempat tidur.

"Kemudian tempat tidur yang terpakai sebanyak  61,92 persen dan sisa tempat tidur 495 atau 38,08 persen," katanya.

Arifin menambahkan, jumlah pasien di tower ini sebanyak 805 orang dengan pasien masuk 38 orang dan pasien keluar 35 orang per pagi ini. Kemudian, ia menyebutkan tower 7 yang juga untuk pasien Covid-19 bergejala dan tersedia 1.578 tempat tidur. Kemudian, dia melanjutkan, bed yang terpakai sebanyak 62,10 persen atau sisa tempat tidur 598.

Artinya sisa tempat tidur sebanyak 37,9 persen. Adapun, jumlah pasien sebanyak 980 orang dengan pasien masuk 40 orang dan pasien keliar 63 orang di hari yang sama.

Kenaikan tren penambahan kasus Covid-19 pasca-Lebaran memang nyata adanya. Dari grafik kasus harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, penambahan kasus harian menanjak cukup tajam dalam dua pekan setelah Lebaran ini. Peningkatan pun masih berpeluang untuk berlanjut hingga beberapa pekan ke depan.

Pada Selasa (1/6), tercatat ada penambahan 4.824 kasus positif. Angka ini memang turun dibanding penambahan kasus dalam sepekan terakhir yang konsisten pada angka 5.000 sampai 6.000-an orang per hari. Namun, perlu dicatat bahwa penurunan kasus ini sejalan dengan penurunan kapasitas testing yang memang selalu terjadi di akhir pekan.

Jumlah kasus aktif juga konsisten naik. Kasus aktif Covid-19 kembali tembus angka 100 ribu orang pada Ahad (30/5) lalu. Padahal, jumlah kasus aktif sempat turun ke 80 ribu-an kasus pada pertengahan Mei.

Indonesia hanya bisa mempertahankan penurunan jumlah kasus aktif di bawah 100 ribu orang tidak sampai satu bulan, setelah pertama kali turun ke di bawah batas tersebut pada 4 Mei lalu.

Penambahan kasus positif harian juga terjadi cukup signifikan. Rata-rata kasus positif harian pada pekan ini (24-30 Mei) sebanyak 5.831 kasus per hari. Angka ini jauh di atas rata-rata kasus harian pada pekan sebelumnya (17-24 Mei) sebanyak 5.057 kasus per hari. Pada periode Lebaran (10-16 Mei, kasus harian bahkan sempat turun ke 3.723 kasus per hari.

In Picture: Jumlah Pasien Positif Covid-19 di RSDC Wisma Atlet

photo
Ambulans memasuki kawasan RSDC Wisma Atlet, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran mencapai 2.144 orang pada Rabu (2/6/2021). - (ANTARA/Rivan Awal Lingga)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement