Kamis 03 Jun 2021 14:06 WIB

Kemenparekraf dan IDI Kembangkan Wisata Kesehatan Indonesia

Indonesia belum masuk top destinations di ASIA dalam medical tourism.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menerima audiensi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Audensi ini membahas rencana kolaborasi dalam mengembangkan wisata kesehatan (medical tourism) termasuk wisata kebugaran (wellnes tourism) di Indonesia.

Kolaborasi ke depan rencananya akan diperkuat dengan nota kesepahaman dalam mendorong destinasi wisata kesehatan Indonesia yang terdiri dari beberapa kluster. Yakni Wisata Medis Indonesia, Wisata Kebugaran, Estetika, Anti Penuaan dan Herbal Indonesia, Wisata Ilmiah Kedokteran Indonesia (MICE), serta Wisata Olahraga Kesehatan Indonesia.

"Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi langkah kita dalam mengembangkan wisata kesehatan di Indonesia. Bukan hanya medical tourism, tapi juga health tourism yang mendorong kebugaran, anti penuaan, juga mendorong MICE ilmiah kedokteran untuk dilakukan di Indonesia," kata Menparekraf Sandiaga Uno, Rabu (2/6).

Wisata medis saat ini menjadi salah satu yang dijadikan unggulan dalam menarik minat wisatawan di sejumlah negara. Data researchandmarket bulan Maret 2020 menyebutkan, potensi pasar pariwisata medis global hingga tahun 2026 diperkirakan mencapai 179,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 2.580,4 triliun.

Namun potensi ini belum dimaksimalkan dengan baik oleh Indonesia. Bahkan, Indonesia belum masuk top destinations di ASIA dalam medical tourism berdasarkan data Global Healthcare Respurces & International Helathcare Resource Center.

"Kita harapkan ini jadi satu langkah pembenahan secara struktural karena pertahun ada hampir Rp 100 triliun lebih yang dibelanjakan di luar negeri oleh terkait layanan kesehatan yang sebetulnya bisa dilakukan di Indonesia," kata Sandiaga.

"Kita harus bergandengan tangan untuk menangani isu-isu strategis dalam pengembangan wisata kesehatan di Indonesia," katanya.

Sandiaga juga menyambut baik dan akan mendorong untuk terbentuknya Konsil Wisata Kesehatan Indonesia (Indonesia Health Tourism Board) yang dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama kita akan tandatangani kesepakatannya. Konsil Wisata Kesehatan Indonesia ini nantinya akan memiliki banyak fungsi dalam menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat daya tarik wisata kesehatan dunia.

Di antaranya melakukan pengembangan inovasi produk dan kolaborasi layanan unggulan wisata kesehatan Indonesia dan membangun komitmen agen perjalanan dan event organizer sebagai penyelenggara lima kluster konsep wisata kesehatan Indonesia.

Termasuk meningkatkan packaging branding, promoting, dan marketing layanan unggulan wisata kesehatan Indonesia. "Dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama kita akan tandatangani kesepakatan agar dibentuk satu kelembagaan Indonesian Health Tourism Health Council," kata Sandiaga.

Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih, menyambut baik dukungan pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf yang akan mendorong dunia kesehatan Indonesia untuk menjadi target wisata. Langkah-langkah kolaborasi ke depan akan berdampak baik terhadap perkembangan dunia kesehatan di Indonesia, termasuk meningkatkan daya saing.

"Kami sangat bersyukur seluruh komponen di pemerintah mendorong dan membantu kami sebenarnya. Kami siap menjadi bagian dari pengembangan wisata kesehatan," kata Daeng. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement