REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sula wesi Selatan, melarang para guru datang ke sekolah jika belum disuntik vaksin Covid-19. "Kami telah lakukan pertemuan dan hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Syahban Sammana saat rapat terkait percepatan vaksinasi," ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep dr Nurlina Sanusi saat dihubungi dari Makassar, Rabu (2/6).
Ia menyampaikan instruksi ini diteruskan oleh Kepala Dinas Pendidikan yang menuai tren positif terhadap cakupan vaksinasi guru di Kabupaten Pangkep. Menurut dr Nurlia, instruksi larangan ke sekolah bagi guru yang belum divaksin mendorong keinginan para guru untuk segera divaksin. Apalagi saat ini pelaksanaan ujian sekolah sedang berlangsung.
Pemkab Pangkep telah memberikan kemudahan vaksinasi kepada guru dan tenaga pendidik pada sebuah lembaga, yakni dikunjungi langsung oleh para vaksinator. "Syukurnya tidak ada guru yang menolak sekarang, bahkan beberapa di antara mereka sebelumnya tidak mau. Sekarang malah mereka yang langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan," katanya.
Jika sebelumnya banyak guru yang seolah-olah menunda pelaksanaan vaksinasi, bahkan menghindar. Kali ini mereka malah mencari cara agar segera divaksinasi, dengan langsung mendatangi fasyankes.
Maka dari itu, jelang pembukaan sekolah tatap muka, Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan terus bekerjasama dalam memutus mata rantai Covid-19, dimulai dari persiapan secara maksimal oleh pihak sekolah, pengaplikasian protokol kesehatan di sekolah dan vaksinasi guru. Terkait stok vaksin di wilayahnya, Pangkep hanya mendapat jatah vaksin 100 vial atau 1.000 dosis setiap pekannya.
Sementara pelaksanaan vaksin ditujukan kepada tiga kelompok utama saat ini, yakni kelompok lansia, guru dan petugas publik. Selain itu total guru atau tenaga pendidik yang harus divaksin di Kabupaten Pangkep sebanyak sekitar 6.000 orang. Mereka juga harus digenjot proses vaksinasinya karena jadwal pembukaan sekolah tatap muka sebentar lagi. "Jadi kalau lansia, kami baru 0,6 persen. Jujur vaksin yang datang hanya sekitar 100 vial, sementara yang ditujukan sekarang pendidik dan lansia, guru saja sudah 6.000 orang," ujarnya.