Rabu 02 Jun 2021 22:10 WIB

'Perlu Upaya Bangkitkan Nilai Pancasila Jawab Zaman'

Diperlukan langkah konkret bangkitkan nilai-nilai Pancasila

Diperlukan langkah konkret bangkitkan nilai-nilai Pancasila. Ilustrasi Pancasila dan Agama
Foto:

Direktur Eksekutif Akar Rumput Research & Consulting, Dimas Oky Nugroho, mengungkapkan berdasarkan data BPS 2020, kelompok usia 16-39 tahun tercatat 64 juta orang.

Dengan kondisi itu, jelas Dimas, peran generasi muda sangat besar untuk terlibat aktif dalam proses membangun bangsa di masa datang. 

Karena itu, tambahnya, nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 harus benar-benar dipahami oleh generasi muda. 

Menurut Dimas, perlu upaya agar generasi penerus bangsa itu mendapatkan pendidikan yang lebih dalam terkait nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, bukan sekadar indoktrinasi atau jargon.

Tetapi, tegasnya, sebuah sistem yang mampu meningkatkan pemahaman generasi muda sehingga mampu menerapkan nilai-nilai tersebut. 

Untuk itu, tegasnya, kita memerlukan kebijakan publik yang konsisten dan keteladanan yang mampu mengakselerasi pemahaman anak bangsa terhadap pelaksanaan nilai-nilai yang diwariskan para pendiri bangsa itu. 

Ketua Umum NU Circle, Gatot Prio Utomo mengungkapkan, tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah disintegrasi politik dan sosial, teokratisme, oligarki, dan korupsi. 

Untuk menjawab tantangan tersebut, jelas Gatot, pembangunan ideologi harus senafas dan sebangun dengan pembangunan karakter anak bangsa. 

Menurut Gatot, dalam membentuk jati diri bangsa perlu perpaduan antara pemahaman ideologi dan karakter individu anak bangsa yang kuat. 

Ketua DPP Partai NasDem, Atang Irawan, menilai globalisasi dan kebencian terhadap orde baru berdampak pada pemahaman anak bangsa terhadap pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. 

Pasca-Orde Baru, jelas Atang, terjadi sejumlah perubahan pola pengajaran Pancasila terhadap generasi muda, yang berdampak konfigurasi materi ajar terkait Pancasila jauh berkurang. Maka, ujar Atang, wajar bila generasi muda saat ini sangat minim pemahamannya terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 

Kondisi itu, jelasnya, ditambah lagi dengan adanya globalisasi yang memungkinkan cara pandang dari luar bebas masuk ke setiap individu dan mempengaruhi cara pandang dan cara berpikir anak bangsa. 

Karena itu, Atang berpendapat, harus segera dilakukan pembenahan secara sistematis melalui kebijakan dan sistem pendidikan yang tepat untuk memperkuat pemahaman nilai-nilai kebangsaan setiap warga negara. 

Budayawan, Ngatawi Al-Zastrouw mengandaikan Pancasila sebagai berlian yang hanya bisa bernilai dan bermanfaat bagi orang paham mengolahnya.

 

Pelaksanaan Pancasila, jelas Zastrouw, memerlukan kebeningan hati, kepekaan rasa dan kelapangan berpikir setiap anak bangsa.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement