Rabu 02 Jun 2021 17:24 WIB

Analisis Inflasi Mei 2021

Inflasi Mei 2021 menunjukkan geliat perekonomian di tengah masyarakat mulai naik

Pedagang menyortir sayur di Pasar Induk Rau di Serang, Banten, Rabu (2/6/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Indeks Harga Konsumen bulan Mei 2021 sebesar 0,32 persen, sedang inflasi tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 0,90 persen dan inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,68 persen
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pedagang menyortir sayur di Pasar Induk Rau di Serang, Banten, Rabu (2/6/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Indeks Harga Konsumen bulan Mei 2021 sebesar 0,32 persen, sedang inflasi tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 0,90 persen dan inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,68 persen

Oleh : Ryan Kiryanto, Pengamat Ekonomi dan Perbankan

REPUBLIKA.CO.ID --- Rilis BPS hari ini terkait laju inflasi sebesar 0,32% mtm atau 0,90% ytd atau 1,68% yoy menunjukkan geliat perekonomian di tengah masyarakat, termasuk konsumsi rumah tangga, sudah bergerak naik. 

Hal ini juga tercermin dari terbentuknya inflasi di 78 kota dari sebanyak 90 kota yang disurvei, dimana 12 kota mengalami deflasi. Kenaikan inflasi tahunan maupun year to date sudah terlihat bergerak naik sejak April 2021 dan berlanjut semakin naik di Mei 2021.

Perkembangan inflasi dalam dua bulan terakhir itu mengkonfirmasi signal pemulihan ekonomi, meskipun ada pembatasan mobilitas orang (larangan PPKM dan larangan mudik lebaran Idul Fitri). 

Namun dengan program vaksinasi yang terus bergulir dengan jumlah orang yang divaksin semakin banyak (baik untuk faksin fase pertama maupun faksin fase kedua) untuk berbagai jenis vaksin yang disetujui oleh pemerintah (Kemenkes dan BPOM), telah meningkatkan kepercayaan diri warga masyarakat untuk beraktivitas sosial dan ekonomi di luar rumah.

Persentase working from office (WFO) secara perlahan-lahan dan terukur dinaikkan dengan tetap mengacu kepada protokol kesehatan (prokes). Kalangan dunia usaha juga semakin percaya diri untuk melakukan ekspansi usahanya dan membuka kembali bidang usahanya sejalan dengan meningkatnya kepercayaan diri masyarakat konsumen pasca vaksinasi.

Mobilitas masyarakat yang meningkat baik di dalam kota maupun antarkota telah mendorong kenaikan andil sektor transportasi sebesar 0,08% dalam pembentukan inflasi Mei 2021 yang 0,32%, sedikit lebih rendah dibanding andil sektor makanan, minuman dan tembakau yang sebesar 0,10%. 

Andil sektor penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04% juga memberikan indikasi konsumsi makanan dan minuman/restoran oleh masyarakat meningkat di masa lebaran Idul Fitri 13-14 Mei 2021 lalu meskipun ada kebijakan pembatasan sosial dan fisik. 

Dengan kata lain, sisi permintaan masyarakat sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan sejalan dengan meningkatnya kepercayaan diri warga masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah dan melakukan mobilitas.

Dari gambaran tersebut dapat dikatakan kegiatan perekonomiajn di kuartal II/2021 semakin meningkat dibandingkan di kuartal I/2021 sehingga diyakini pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia di kuartal II/2021 akan jauh lebih baik (berkisar 6-7% yoy) dibandingkan kuartal I/2021 yang kontraksi 0,74%. 

Kesimpulannya, lonjakan inflasi Mei 2021 dibanding bulan-bulan sebelumnya di tahun 2021 ini mengindikasikan kegatan ekonomi semakin menggeliat seiring dengan masifnya program vaksinasi sebagai game changer. 

Hal ini juga terkonfirmasi di negara-negara lain (terutama negara-negara maju dengan motornya Amerika Serikat dan Tiongkok) yang menunjukkan realisasi dan ekspektasi inflasi yang meningkat sejalan dengan perekonomian yang bertumbuh dan menjauhi zona kontraksi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement