REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alzheimer Indonesia (Alzi) bekerja sama dengan Ashoka Indonesia menyelenggarakan seminar daring bertema 'Lansia dan Demensia: Peran Kita Semua (Lintas Generasi), mengemukakan perlunya keterlibatan lintas generasi dalam keluarga dan masyarakat bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia, terutama mereka yang hidup dengan demensia'. Seminar dihelat untuk memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN).
Hadir sebagai pembicara kehormatan, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD dan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Dr Ir R Harry Hikmat MSi. “Kementerian Sosial memberikan pelayanan agar lansia dapat sejahtera dan bahagia, terutama melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi). Kita semua dapat memperluas jangkauan, dimulai dengan merawat orang tua, serta melihat mereka sebagai anggota keluarga yang masih bisa terus produktif berkontribusi bagi keluarga,” ujar Harry Hikmat.
Ali Ghufron Mukti mengatakan kebutuhan dasar kesehatan lansia untuk dapat hidup produktif bisa terpenuhi melalui jaminan kesehatan. Di fasilitas kesehatan, tersedia layanan ramah lansia yang juga memberikan pelayanan pencegahan penyakit. "Kini BPJS kesehatan juga menyediakan layanan konsultasi informasi BPJS melalui Whatsapp,” katanya.
Sementara, Direktur Eksekutif Alzi, Michael Dirk Roelof Maitimoe, menyatakan orangtua merupakan raja dan titipan Tuhan. "Kita sebagai anak muda bisa memberikan yang terbaik, karena hal ini merupakan investasi bagi kita di masa yang akan datang,” ucapnya.
“Interaksi aktif dan positif antar anggota keluarga merupakan bagian dari pencegahan atau perlambatan Alzheimer dan demensia lain. Dukungan seluruh keluarga menjadi lebih diperlukan ketika anggota keluarga lanjut usia (lansia) mengalami demensia," katanya lagi menambahkan.
Dalam keterangan tertulisnya, Pimpinan Ashoka untuk Kawasan Asia Tenggara (SEA Regional Leader) Nani Zulminarni mengatakan dukungan bagi lansia tentu saja tidak terbatas diberikan hanya oleh anggota keluarga terdekat. Tetapi juga oleh semua anggota masyarakat, seperti moto Everyone is A Change Maker (Semua Orang adalah Pembuat Perubahan) dari Ashoka Indonesia.
“Setiap orang berpotensi mendukung peningkatan kualitas kehidupan lansia. Lebih dari itu, kita bisa membangun lingkungan yang memastikan lansia mendapatkan hak dan perlindungan hukum sebagai warga negara,” ujar Nani.
Perbincangan dalam acara ini diharapkan memantik gerakan yang lebih besar dan luas untuk mendukung lansia dan ODD. Terlebih peningkatan jumlah penduduk lansia yang diproyeksikan oleh Badan Pusat Statistik, akan mencapai 33,7 juta orang pada 2025 atau lebih dari 10 persen jumlah penduduk Indonesia. Sementara jumlah ODD diestimasikan mencapai 4 juta orang pada 2050.