Jumat 28 May 2021 02:09 WIB

IDI: 200 Ribu Dokter Diimbau Siaga Lonjakan Covid-19

IDI memperkirakan terjadi lonjakan pasien Covid-19 hingga Juli 2021

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M Faqih, mengimbau seluruh dokter di Indonesia untuk bersiap siaga hingga akhir Juli 2021 menghadapi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran 2021.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M Faqih, mengimbau seluruh dokter di Indonesia untuk bersiap siaga hingga akhir Juli 2021 menghadapi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M Faqih, mengimbau seluruh dokter di Indonesia untuk bersiap siaga hingga akhir Juli 2021 menghadapi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran 2021.

"Kami imbau seluruh dokter di Indonesia siap siaga sampai akhir Juli 2021 dan hati-hati kalau tenaga mereka dibutuhkan. Kami berdoa agar lonjakan tidak sampai seperti di Januari 2021," katanya dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Imbauan itu disampaikan Daeng kepada sekitar 200 ribu dokter yang tergabung dalam Forum Gerakan Dokter Nusantara agar seluruhnya mengerahkan daya dan upaya untuk menangani COVID-19 saat muncul lonjakan."Kami tidak hanya mengandalkan dokter spesialis tertentu yang jumlahnya terbatas seperti spesialis paru, anastesi dan lainnya. Sebab kalau terjadi lonjakan, mereka tidak akan mampu," katanya.

Untuk itu PB IDI telah mengeluarkan kebijakan agar seluruh dokter di Indonesia bisa menangani kasus COVID-19 melalui pelatihan. "Tentunya tidak semua dokter bisa tangani COVID-19 secara spesifik seperti memasang alat inkubasi, ventilator masih pada kompetensi dokter tertentu yang secara teknis menguasai," katanya.

Daeng mengungkapkan saat ini tidak semua dokter memiliki keberanian untuk menangani pasien COVID-19.Contoh kasus, kata dia, saat terjadi krisis tenaga medis di Surabaya, sebab secara khusus dokter di Jawa Timur pada saat itu mengalami ketakutan yang luar biasa.

"Saya koordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 hingga akhirnya kami mengambil keputusan dari pusat memberikan 25 orang dokter. Akan kami terus sediakan untuk 'backup' Satgas Penanganan COVID-19," katanya.

Daeng menambahkan, pada saat terjadi lonjakan kasus yang berlangsung Februari 2021, ada 59 kasus berat fase tiga yang dialami dokter COVID-19."Biasanya 80 persen pasien kasus berat fase tiga kalau tanpa penanganan khusus bisa meninggal. Tapi dari 59 kasus itu, 50 orang dokter berhasil diselamatkan," katanya.

"Dokter juga memiliki sisi manusia, rasa takut. Sehingga PB IDI terus memberikan semangat. Dokter banyak juga yang takut. Kami yakinkan dokter tidak sendiri, ada bidang khusus di Satgas yang memberikan perlindungan.Kami sampaikan terus, agar dokter dan nakes tidak takut berlebihan," demikian Daeng M Faqih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement