Rabu 26 May 2021 14:33 WIB

Pasien Covid-19 di Klaster Bubulak Bogor Terus Bertambah

Bima Arya berharap tidak ada lagi penambahan pasien dari Perumahan Griya Melati.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Warga disemprot disinfektan saat keluar dari Perumahan Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/5/2021). Pemerintah Kota Bogor menetapkan kasus COVID-19 di perumahan tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah bertambahnya jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 60 orang.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warga disemprot disinfektan saat keluar dari Perumahan Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/5/2021). Pemerintah Kota Bogor menetapkan kasus COVID-19 di perumahan tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah bertambahnya jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 60 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Warga Perumahan Griya Melati Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang terpapar Covid-19 bertambah menjadi 65 orang pada Rabu (26/5). Sebagian besar warga yang terpapar mengalami gejala ringan dan dievakuasi ke pusat isolasi milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyebutkan, ditemukannya kembali warga yang terpapar Covid-19 melalui hasil penelusuran kontak erat. Serta pelaksanaan PCR swab test terhadap warga yang sebelumnya hanya melaksanakan swab test antigen.

“Pagi hari ini datanya 65 yang dinyatakan positif. Ini hasil dari penelusuran kontak erat, ataupun yang tadinya antigen kita lakukan PCR,” kata Bima Arya kepada wartawan di posko penanganan klaster Griya Melati, Rabu (26/5).

Di samping ada penambahan warga yang terkofirmasi positif Covid-19, Bima Arya menyebutkan, terdapat satu warga yang sembuh. Sementara, warga lainnya masih menjalani isolasi di BPKP Ciawi.

Untuk mengantisipasi adanya lonjakan warga yang dikhawatirkan kembali terkonfirmasi positif Covid-19, menurut Bima Arya jumlah tempat tidur di BPKP Ciawi masih cukup. Namun, dia berharap ke depannya tidak ada lagi penambahan pasien dari Perumahan Griya Melati.

“Ada satu orang yang sembuh, yang lainnya masih isolasi, tapi gejalanya ringan saja. Satu orang ada di rumah sakit. BPKP masih cukup, tapi mudah-mudahan enggak ada lagi yang ke sana,” ucapnya.

Lebih lanjut, Bima Arya menjelaskan, berdasarkan evaluasi yang dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bogor, ditemukan tiga kegiatan yang diduga menjadi penyebab penularan. Antara lain, itikaf, sholat Jumat, dan sholat Idul Fitri 1442 Hijriah.

“Kita sudah menyimpulkan bahwa ada tiga kegiatna utama yang menyebabkan penularan. Pertama, itikaf. Kedua, sholat Jumat. Ketiga, sholat Id. Kemungkinan besar disitu,” jelasnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno memaparkan, dari 65 warga yang positif Covid-19, tiga di antaranya merupakan bayi berusia di bawah lima tahun (balita).

Retno mengatakan, ketiga balita tersebut sudah dievakuasi ke pusat isolasi BPKP Ciawi bersama warga lain. “Ada beberapa bayi, ternyata ada tiga bayi kita sudah evakuasi ke pusat isolasi. Alhamdulillah pagi ini laporan dari dokter yang merawat di pusat isolasi, semua balita dalam keadaan sehat, bagus, dan tidak ada keluhan,” ujar Retno.

Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, beberapa warga yang negatif dari Covid-19 namun terdata pernah melakukan kontak erat melaksanakan karantina mandiri selama lima hari. Diketahui, warga di Perumahan Griya Melati terdapat sekitar 660 jiwa dari 220 rumah.

“Masih juga ada beberapa warga yang melaksanakan karantina, artinya mereka negatif Covid-19  tetapi pernah kontak erat. Sehingga kami melaksanakan karantina selama lima hari,” ujarnya.

Susatyo mengaku, pihak kepolisian siap untuk menangani warga sehat yang sedang karantina. Di samping warga yang sakit dievakuasi ke pusat isolasi BPKP Ciawi.

Terhadap warga yang sehat, Susatyo menyebutkan, pihaknya memberi prioritas secara riil siang dan malam. Termasuk disediakannya pasar keliling dengan standar protokol kesehatan yang ketat.

Tak hanya itu, sambungnya, dilakukan juga pendataan terhadap warga yang keluar masuk wilayah perumahan. Termasuk pengawalan dan prosedur penyampaian barang online dengan menggunakan standar prosedur yang ketat juga.

“Petugas juga kami batasi di sini baik dari TNI-Polri, maupun dinas-dinas terkait. Kami juga tidak ingin menyebar ke kantor ke lingkungan lain tempat tinggal petugas ini,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement