REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Arsenal Indonesia Supporters (AIS) kembali menggelar kegiatan sosial donor darah berskala Nasional. Kegiatan donor darah ini sebagai bukti nyata dan manfaat positif komunitas untuk masyarakat dan kemanusiaan.
Kegiatan ini juga dalam memperingati hari jadi Supporters Club resmi Arsenal FC yang ke 18. Donor Darah Nasional yang diinisiasi oleh AIS dimulai sejak tahun 2015 akan diikuti oleh 59 kota dari Aceh sampai Papua. Kegiatan amal ini, akan digelar pada 30 Mei 2021.
Ketua Komite AIS Donor Darah Nasional Eddi Brokoli menjelaskan, AIS memilih untuk berkegiatan sosial dalam bentuk donor darah, karena hal ini yang sangat mudah dilakukan masyarakat. Selain manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat, donor darah juga memberikan kesehatan bagi pendonornya.
Menurut data PMI, kata Eddi, setiap negara idealnya harus memiliki stok darah sebanyak 2 persen dari total jumlah penduduk. Hal inilah yang menginisiasi AIS untuk menggelar terus donor darah di tahun yang ke tujuhnya. Apalagi di tahun kedua masa pandemi ini, stok darah di berbagai daerah selalu mengalami penurunan.
"Bakti sosial yang paling mudah dilakukan dan ada di tubuh kita, serta bisa rutin dilakukan adalah donor darah. Sehingga ajakan ini harus terus disuarakan, seperti halnya kita mengajarkan anak kecil untuk membaca Alquran," ujar Eddi dalam konfrensi pers di Jurnalrisa Coffe, Kota Bandung, Senin (24/5).
Menurutnya, nilai filosofis yang bisa diambil dari kegiatan donor darah ini adalah bagaimana rasa kemanusiaan hadir tidak hanya saat bencana alam datang, namun bisa kapanpun dilakukan. "Donor darah adalah event sosial yang tidak menunggu bencana alam, banjir ataupun gunung meletus," kayanya.
Sementara itu, Ketua PMI Kota Bandung, Ade Koesjanto mengapresiasi langkah AIS dalam kegiatan donor darah nasional yang secara rutin setiap tahunnya dilakukan. Ade mengatakan, tahun lalu saat pandemi Covid-19 melanda, stok darah di PMI Kota Bandung menurun drastis karena masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya berkurang.
"Awal pandemi PMI dan pengurusnya stress karena biasanya satu hari masyarakat yang mendonorkan darahnya bisa sampai 500 pendonor, ketika pandemi kami hanya mendapatkan 50 sehari. Padahal yang membutuhkan tidak berkurang," paparnya.
Ade bersyukur, tahun ini meski masih dalam suasana pandemi, kondisi pendonor bisa dikatakan mendekati nomal. Sehingga, dirinya menyebut kegiatan AIS akan memberikan manfaat yang besar bagi ketersediaan darah di PMI.
"Kegiatan donor darah AIS ini diharapkan bisa berkontribusi, apalagi ini diselenggarakan di banyak kota besar di indonesia," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Bandung, Uke Mukhtimanah mengatakan, di masa pandemi seperti ini PMI Kota Bandung tidak bisa menyimpan darah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pendonor di Kota Bandung, kata Uke, bisa dikatakan menurun karena PMI tidak bisa lagi untuk menjemput pendonor seperti mendatangi instansi perusahaan, pendidikan atau komunitas lainnya.
"Tapi untuk distribusi darah kepada masyarakat yang membutuhkan tidak ada kendala. Hanya saja, PMI saat ini tidak bisa menyimpan stok darah seperti biasanya karena menurunnya para pendonor darah. Biasanya perhari bisa menghasilkan 300-500 labu, hari ini hanya 50 labu per hari," katanya.