REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan jumlah pengangguran terbuka Indonesia mengalami penurunan sekitar 950 ribu orang pada Februari 2021. Angka itu turun dibandingkan pada Agustus 2020.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), 139,81 juta penduduk Indonesia masuk dalam angkatan kerja. Dari angka itu, 131,06 juta orang berstatus pekerja dan 8,75 juta berstatus penganggur terbuka.
"Pengangguran terbuka kita dibandingkan Agustus 2020 menurun, Agustus 2020, akibat pandemi pengangguran kita 9,7 juta. Alhamdulillah dengan segala cara kita bisa menurunkan pengangguran kita berkurang 950 ribu," kata Ida dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (24/5).
Ida menjabarkan dari yang berstatus pengangguran, yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusan SMK dengan persentase 11,45 persen, diikuti oleh SMA (8,55 persen), universitas (6,97 persen) dan diploma (6,61 persen). Tingkat pengangguran tenaga kerja berpendidikan SMP adalah 5,87 persen dan maksimal SD hanya 3,13 persen.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), jelas Ida, telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi ketidakcocokan antara kebutuhan industri dan kemampuan pekerja, yaitu transformasi balai latihan kerja (BLK) dan link and match ketenagakerjaan. "Potensi kapasitas latih UPTP, UPTD dan BLK Komunitas kepada 483.991 orang per tahun, ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dengan sebaran di seluruh Indonesia," ujar Ida.
Terdapat pula 1.925 Lembaga Sertifikasi Profesi yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang siap melaksanakan sertifikasi bagi tenaga kerja di seluruh Indonesia.