Ahad 23 May 2021 04:14 WIB

Mimpi Ekonomi Kembali Meroket Saat Covid-19

Presiden Jokowi menargetkan ekonomi kuartal II tumbuh 7 persen.

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/5/2021). Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 tumbuh tujuh persen.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/5/2021). Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 tumbuh tujuh persen.

Oleh : Friska Yolandha, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Tahun ini adalah tahun kedua dimana dunia merasakan dampak pandemi, tak hanya dari segi kesehatan juga dari sisi ekonomi. Sejumlah negara berhasil menekan laju penularan Covid, sebagian lagi masih berjuang agar kondisi negara kembali normal.

Pemerintah mengklaim upaya dalam menekan laju penularan sudah on the track. Metode 'gas-rem' jadi favorit dan sejauh ini berhasil menurunkan jumlah kasus yang sempat meledak di akhir tahun.

Vaksinasi Covid-19 saat ini jadi salah satu senjata utama pemerintah untuk mengurangi jumlah kasus. Berbagai program vaksinasi dibuat, mulai dari petugas garda terdepan, lansia, dan saat ini yang baru saja diresmikan adalah vaksinasi gotong royong.

Vaksinasi gotong royong menyasar perusahaan yang berbadan hukum atau badan usaha. Karyawan/karyawati, keluarga, dan individu lain terkait dalam keluarga bisa diikutsertakan dalam progran vaksinasi mandiri ini.

Untuk bisa mengikuti program ini, perusahaan harus mendaftarkan diri melalui website dan mengisi sejumlah pertanyaan. Vaksinasi gotong royong tidak gratis seperti program vaksinasi lainnya. Setiap perusahaan harus mengeluarkan dana Rp 500 ribu per orang dengan rincian harga vaksin Gotong Royong Rp 375 ribu dan biaya penyuntikan Rp 125 ribu.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan vaksinasi gotong royong akan meningkatkan kepercayaan investor. Pelaku usaha dan investor akan lebih percaya diri melakukan perencanaan investasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan optimistis perekonomian akan kembali meroket. Tidak tanggung-tanggung, ekonomi kuartal II dipatok tujuh persen.

Perkembangan program vaksinasi mendorong optimisme Jokowi akan perekonomian nasional. Selain itu, Jokowi melihat saat ini produksi di berbagai industri tengah bergerak kembali sehingga dapat mendorong perekonomian.

Tapi apakah mimpi ekonomi kuartal II sebesar tujuh persen itu ketinggian?

Kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan mungkin saja hal itu terjadi. Dengan tren pertumbuhan awal tahun yang bagus, sedikit dorongan kinerja ekonomi akan membuat target tujuh persen sangat relevan.

Di sisi lain, masih ada yang pesimistis dengan target tersebut. Konsumsi adalah salah satu pendorong ekonomi, terlebih saat momen hari raya. Sayangnya, pemerintah justru menahan masyarakat untuk tidak mudik yang berdampak pada minimnya konsumsi masyarakat di segala sektor. Akibatnya, salah satu faktor pendorong terbesar perekonomian tidak bekerja dengan baik.

Indef memproyeksi ekonomi kuartal II hanya akan tumbuh 2 persen. Pertumbuhan ini dinilai sudah sangat baik mengingat pembatasan yang masih dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pertumbuhan ini bisa lebih baik lagi jika pemerintah mampu mempercepat program vaksinasi. Sehingga mobilitas masyarakat bisa lebih tinggi dan daya beli meningkat. Mungkin dengan begitu target tujuh persen bisa tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement