Jumat 21 May 2021 00:43 WIB

Mahasiswa UM Surabaya Gelar Aksi Teatrikal Bela Palestina

Aksi teatrikal menggambarkan kekejaman tentara Zionis Israle ke warga Palestina.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah peserta aksi menginjak-nginjak bendera Zionis Israel (ilustrasi).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah peserta aksi menginjak-nginjak bendera Zionis Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menggelar aksi teatrikal bertajuk 'Teater Ibu Bumi Palestina' di halaman kampus, Kelurahan Dukuh Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Kamis (20/6).

"Aksi ini merupakan inisiasi dari kami. Kita tahu, sekarang ada persoalan konflik di Palestina. Makanya dari FAI kita berinisiatif menggelar ini, karena konflik bukan lagi soal agama, tapi juga kemanusiaan," ujar salah seorang peserta aksi, Amelia Rhismaretha saat ditemui di lokasi, Kamis.

Aksi teatrikal yang diperagakan delapan mahasiswi tersebut menggambarkan kekejaman tentara Zionis Israel terhadap masyarakat Palestina, khususnya terhadap kaum perempuan dan anak-anak. Amelia menegaskan, teatrikal juga sebagai simbol mengutuk segala aksi represif dan diskriminatif yang dilakukan pemerintah Israel terhadap masyarakat Palestina.

"Melalui aksi ini, kami mendesak PBB maupun Organisasi Kerja Sama Islam untuk tidak tinggal diam, serta berperan aktif guna meredakan konflik terjadi," ucapnya.

Selain itu, massa aksi menyerukan negara di seluruh dunia untuk bersatu mengutuk serta memutuskan hubungan bilateral dengan pemerintah Israel. Amelia berharap, melalui aksi tersebut juga dapat mahasiswa dapat meningkatkan rasa kemanusiaan untuk Palestina.

Dekan Fakultas Agama UMS, Thoat Setiawan menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Palestina saat ini adalah konflik kemanusiaan, bukan lagi konflik politik atau perluasan wilayah. Karena itu, pendekatan yang digunakan tidak cukup dengan pendekatan politik maupun agama.

"Karena ini adalah konflik kemanusiaan, dan sisi humanisme menjadi pertimbangan utama bagaimana kita bersikap terhadap konflik ini," kata Thoat.

Dia menyebut, Yerussalem sebagai kota suci tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi, tidak semestinya dikotori dengan perang dan pertumpahan darah. Hal tersebut terbukti ada penolakan terhadap aksi pemerintah Israel yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dari negara, etnis maupun agama berbeda.

Thoat menegaskan, UMS juga mendukung sikap presiden dan bangsa Indonesia yang konsisten secara keras dan tegas untuk menolak agresi militer Israel. "Bagaimana bangsa indonesia sebagai playmaker dalam kepedulian kemanusiaan ini menunjukkan konsistennya dalam mendukung Palestina," katanya.

Dalam aksi itu, UMS juga menggalang donasi yang akan disalurkan melalui lembaga amil zakat infaq dan shodaqoh (Lazis) Muhammadiyah, yang telah memiliki hubungan dengan Kementerian Kesehatan Palestina. Sehingga, pengiriman bantuan dipastikan tidak salah sasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement