Kamis 20 May 2021 16:58 WIB

Panen Berakhir, Harga Gabah Petani Naik

Kenaikan harga gabah itu sesuai hukum ekonomi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolandha
Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan. Hal itu menyusul berakhirnya masa panen rendeng (penghujan) dan belum tibanya masa panen gadu (kemarau).

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini rata-rata di kisaran Rp 4.800-Rp 5.000 per kilogram (kg). Besaran harga itu mengalami kenaikan dibandingkan saat panen yang ada di kisaran Rp 4.500-Rp 4.800 per kg.

"Ya naik sekitar Rp 200-Rp 300 per kg," ujar Sutatang kepada Republika.co.id, Kamis (20/5).

Sutatang mengatakan, kenaikan harga gabah itu sesuai hukum ekonomi. Dimana harga mengalami kenaikan di saat barang sudah semakin berkurang.

"Saat ini panen rendeng sudah selesai. Sedangkan tanam gadu sedang dalam proses tanam," terang Sutatang.

Sutatang menjelaskan, usia tanaman padi di sejumlah daerah pada musim tanam gadu kali ini bervariasi. Yang paling tua ada di kisaran 30 hari, seperti misalnya di daerah Kecamatan Gantar. Sedangkan di daerah lainnya, bahkan masih ada yang baru sebatas persemaian.

Sutatang menyebutkan, meski kini harga GKG mengalami sedikit kenaikan, namun tidak semua petani menikmatinya. Di wilayah barat Kabupaten Indramayu, para petaninya memiliki kebiasaan menjual langsung gabahnya saat baru panen (gabah kering panen/GKP).

"Kalaupun menyimpan juga sedikit, hanya untuk kebutuhan makan sehari-hari," ucap Sutatang.

Sedangkan di wilayah timur Kabupaten Indramayu, lanjut Sutatang, para petaninya memiliki kebiasaan menyimpan gabahnya terlebih dulu setelah panen. Mereka baru menjual simpanan gabahnya secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan musim tanam gadu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement