REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko berbicara konsep Indonesia Maju yang digagas pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Moeldoko menjelaskan setidaknya enam hal yang menjadi pokok pikiran dalam konsep Indonesia Maju.
"Apa sih yang dipikirkan oleh Pak Jokowi tentang Indonesia Maju. Indonesia tidak ada satu warga negara pun yang tertinggal dalam meraih cita-cita. Untuk itulah Pak Jokowi memberikan dukungan yang luar biasa, pemerintah sekarang ini kepada, satu, dunia pendidikan," kata Meoldoko dalam keterangan resminya, Rabu (19/5)m
"Mulai dari SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. Pemerintah telah memberikan bantuan. Agar apa, agar anak-anak kita yang punya semangat dan cita-cita yang bagus, masa depannya adalah masa depan Indonesia," iata dia.
Moeldoko menyebut Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Indonesia yang memiliki persoalan stunting atau kekurangan gizi. Menurutnya, pemerintah sedang berupaya menurunkan tingkat stunting.
"Kedua adalah Presiden Jokowi memberikan perhatian yang sungguh-sungguh bagaimana nasib masyarakat kita yang tertinggal. Kita masih memiliki persoalan stunting, stunting adalah sebuah kondisi yang dialami oleh anak-anak kita karena kekurangan gizi, yang kurang bagus lingkungan kehidupan mereka, yang kurang memenuhi persyaratan. Pemerintah sangat concern untuk menurunkan tingkat stunting," katanya.
Ketiga adalah perihal kesehatan. Moeldoko menyebut pemerintah sedang memaksimalkan program pengembangan puskesmas di daerah-daerah seluruh Indonesia.
"Berikutnya, pemerintah juga sangat concern bagaimana sampai urusan jamban, urusan apa itu, jamban yang ada di daerah-daerah, puskesmas di desa-desa, semuanya dibenahi dengan baik, agar apa? Agar dari sisi kesehatan tidak ada rakyat kita yang terhambat cita-citanya karena persoalan kesehatan," ujarnya.
Keempat, pemerintah menginginkan seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati hasil-hasil demokrasi. Kelima adalah perihal penegakan hukum yang harus adil. Tidak boleh ada istilah 'hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas'.
"Berikutnya, yang kelima adalah Indonesia sebagai negara hukum yang satu warga negaranya pun tidak boleh diperlakukan tidak adil, itu. Jadi selalu kita sampaikan, pemerintah sangat concern dengan persoalan-persoalan ini. Tidak ada istilah hukum itu tajam ke bawah tumpul ke atas. Pak Jokowi sangat clear dalam persoalan ini, penegakan hukum harus sungguh-sungguh menjadi panglima di negara ini," ujar Moeldoko.
Dalam konsep Indonesia Maju, pemerintah juga menitikberatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Moeldoko menegaskan Indonesia tidak boleh menjadi bangsa yang selalu tertinggal dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Berikutnya adalah Indonesia yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Itu yang diinginkan. Jangan kita menjadi bangsa yang selalu tertinggal. Berbagai upaya agar Indonesia nantinya bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Moeldoko.
Pemerintah juga ingin masyarakat Indonesia selalu bisa bertahan hidup dalam kondisi apapun, termasuk seperti sekarang yang masih dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Moeldoko juga mengingatkan Indonesia juga masih menghadapi berbagai persoalan ideologi hingga radikalisme.
Selain itu, Moeldoko juga mengatakan ingin membawa Kantor Staf Presiden (KSP) menjadi institusi yang responsif terhadap berbagai keluhan masyarakat. Caranya dengan mengusung konsep 'KSP Mendengar'.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika, mengapresiasi Moeldoko yang menjelaskan pemikiran Jokowi soal Indonesia Maju. Menurutnya, komitmen Moeldoko mendukung program-program pemerintahan Jokowi tidak diragukan lagi.
"Saya mengapresiasi komitmen Moeldoko yang secara sungguh-sungguh mendukung program Indonesia Maju yang diusung Presiden Jokowi untuk melakukan lompatan yang mantap, terukur dan terencana demi mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Nova Andika.
"Indonesia Maju merupakan perjalanan bangsa ini menghadapi 2045 yang digambarkan Presiden Jokowi saat pidato pelantikannya. Artinya, kita hanya punya waktu satu generasi saja untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia mampu menjawab tantangan tersebut," kata dia menambahkan.