Rabu 19 May 2021 20:45 WIB

Polri Sebut Teroris KKB tak Lebih dari 150-an Orang

Teroris KKB Papua yang militan tersebut berbahaya bagi keamanan masyarakat sipil.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus Yulianto
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
Foto: Antara
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengakui belum memiliki data pasti jumlah sebaran simpatisan dan para pendukung Kelompok Kekerasan Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (KKB-OPM). Akan tetapi, Mabes Polri meyakini, jumlah teroris anggota KKB yang teridentifikasi dan masuk dalam daftar pengejaran Satgas Nemangkawi tak lebih dari 150-an orang.

Kabag Penum Humas Mabes Polri, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan menjelaskan, jumlah 150-an teroris KKB yang teridentifikasi tersebut diduga berada di hutan-hutan pedalaman Papua. “Teroris KKB itu, 150-an orang yang militan. Tetapi simpatisannya, kita (Polri) belum bisa mengetahui seberapa jumahnya,” kata dia di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (19/5).

Ramadhan mengatakan, teroris KKB Papua yang militan tersebut berbahaya bagi keamanan masyarakat sipil di Bumi Cenderawasih. Karena, dikatakan dia, tak cuma menyasar, dan melakukan pembunuhan terhadap anggota keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), maupun Polri yang berdinas di Papua. 

Namun, juga kerap melakukan aksi-aksi penghilangan nyawa terhadap rakyat sipil biasa. Baik yang orang Papua asli, maupun, dikatakan Ramadhan, penduduk sipil pendatang.

“Artinya, mereka ini (militan KKB) bersenjata. Senpi (senjata api) ya, dan juga senjata tajam,” ujar dia. 

Sebagai contoh aksi-aksi berbahaya yang dilakukan militan KKB Papua, kata Ramadhan, baru-baru ini, dua personil TNI gugur dibacok. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (19/5) di Perkampungan Dekai, Yahukimo itu, menewaskan Prada Ardiyudi, dan Praka Alifnur, dari satuan Yonif Linud 432 Kostrad. Dari hasil pengungkapan peristiwa, pelaku penyerangan terhadap aparat keamanan tersebut, tak lebih dari 20 orang.

“Tentunya ini, TNI dan Polri, masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembacokan tersebut, yang diduga dilakukan kelompok teroris KKB, atau kelompok OPM,” ujar Ramadhan. 

Pengejaran pelaku pembacokan tersebut, kata dia, bagian dari operasi penangkapan yang masuk dalam pemetaan perburuan Satgas Nemangkawi gabungan TNI dan Polri. “Pemetaan sudah dilakukan. Dan kita masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan,” ujar Ramadhan.

Eskalasi bersenjata antara TNI-Polri dan teroris KKB Papua meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah pemerintah, pertengahan April lalu meningkatkan status organisasi OPM sebagai kelompok terorisme. TNI-Polri membentuk satuan tugas khusus Satgas Nemangkawi untuk memburu para teroris KKB-OPM. 

Menengok catatan sepanjang Mei berjalan, sudah lima kali insiden baku tembak yang terjadi antara Satgas Nemangkawi, dan teroris KKB di berbagai wilayah di Papua. Dari rangkaian peristiwa tersebut, tercatat sekitar tiga anggota TNI, dan Polri dinyatakan gugur. Dan sekitar tujuh teroris KKB, dinyatakan meninggal dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement