Selasa 18 May 2021 08:57 WIB

Ganasnya Serangan Israel dan 212 Warga Gaza yang Gugur

Serangan Israel telah menyebabkan kerusakan berat di jalanan dan infrastruktur Gaza.

Roket yang ditembakkan dari Gaza menuju Israel di Kota Gaza, Senin (17/5). Serangan roket Palestina merupakan balasan dari serangan udara yang bertubi-tubi diluncurkan Israel. Konflik yang sudah berlangsung sepekan setidaknya sudah menyebabkan lebih dari 200 orang meninggal di kedua sisi.
Foto:

Seorang juru bicara militer Israel pada hari Jumat mengakui intensitas pemboman dan penembakan. Ia mengatakan serangan dini hari termasuk 160 pesawat tempur menggunakan sekitar 450 rudal dan peluru untuk menyerang 150 sasaran dalam waktu 40 menit.

Juru bicara itu menyebut tentara Israel telah menargetkan jaringan luas terowongan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas, tetapi banyak orang di daerah itu membantah pernyataan itu, dengan mengatakan mereka tidak melihat satupun pejuang.

Intensitas serangan Israel agaknya akan terus berlanjut setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan telah menyetujui penjualan senjata berpemandu presisi senilai 735 juta dolar AS atau setara Rp 10,5 triliun ke Israel. Sumber senior Kongres AS yang mengonfirmasi kabar tersebut kepada Al Arabiya English pada Senin (17/5) mengungkapkan, anggota parlemen AS diberi tahu tentang penjualan senjata itu pada awal Mei. Seorang anggota Kongres dari Partai Demokrat yang dikutip Washington Post mengkritik langkah tersebut.

Washington Post adalah yang pertama kali menerbitkan laporan tentang penjualan senjata ke Israel. “Membiarkan penjualan bom pintar yang diusulkan ini dilakukan tanpa menekan Israel untuk menyetujui gencatan senjata hanya akan memungkinkan pembantaian lebih lanjut,” ujar anggota Kongres dari Demokrat yang dikutip Washington Post.

Menurut Washington Post, anggota parlemen AS telah mempertanyakan penjualan baru yang diusulkan, termasuk waktunya. Menurut mereka itu dapat digunakan sebagai pengaruh.

Setelah Kongres secara resmi diberi tahu tentang penjualan tersebut, mereka memiliki waktu 20 hari jika ingin menolaknya. Penolakan dilakukan dengan resolusi ketidaksetujuan yang bersifat tidak mengikat.

Sejak 10 Mei lalu, Israel membombardir Jalur Gaza dengan serangan udara. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Senin, setidaknya 200 warga Gaza, lebih dari 50 di antaranya anak-anak, telah tewas akibat agresi Israel. Sementara korban luka melampaui 1.000 orang.

Otoritas Palestina akan membawa masalah agresi Israel ke Majelis Umum PBB. Hal itu dilakukan setelah Dewan Keamanan PBB gagal menerbitkan resolusi terkait serangan terbaru Israel ke wilayah Palestina.

“Sayangnya, Dewan Keamanan PBB gagal mencapai resolusi untuk mengutuk dan menghentikan serangan Israel. Ini berarti kami akan pergi ke Majelis Umum PBB untuk mengadopsi resolusi di mana tidak ada negara yang memiliki hak veto,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh dalam pertemuan kabinet pada Senin, dikutip laman Anadolu Agency.

Sebelumnya Shtayyeh menyerukan PBB segera menyatakan tindakan agresi Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat dan Jalur Gaza ilegal. “Serangan brutal Israel telah memusnahkan seluruh keluarga di Gaza,” ucapnya.

Militer Israel mengatakan, sekitar 2.900 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel sejak awal pekan lalu. Israel mengatakan telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 672 target militer di Jalur Gaza.

Biden namun disebut sudah menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (17/5). Menurut Gedung Putih, dia menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata dalam pertempuran antara Israel dan Palestina.

"Presiden menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata dan membahas keterlibatan AS dengan Mesir dan mitra lainnya untuk mencapai tujuan itu," kata Gedung Putih.

Biden mendorong Israel untuk melakukan segala upaya untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah. "Presiden menegaskan kembali dukungan tegasnya untuk hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket tanpa pandang bulu," katanya, dilansir dari Reuters.

Eskalasi pertempuran antara Hamas dan Israel di Gaza berkaitan dengan memanasnya situasi di Yerusalem Timur, termasuk di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina di sana diketahui menggelar aksi demonstrasi menentang rencana Israel menggusur sejumlah keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement