REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah meniadakan kegiatan ziarah kubur pada Idul Fitri 1442 Hijriah, yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 440/2522-Huk.HAM tentang Panduan Penyelenggaraan Menyambut Idul Fitri 1442 H/2021 M Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Bogor. Namun nyatanya, tempat pemakaman umum (TPU) Dreded, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor masih ramai didatangi peziarah.
Pantauan Republika di lokasi, TPU Dreded didatangi peziarah paling ramai sekitar pukul 11.00 WIB menjelang sholat Jumat. Setelah sholat Jumat, sekitar pukul 13.00 WIB, peziarah yang datang mulai berkurang. Namun masih terlihat di sejumlah titik pemakaman.
Petugas Pemakaman TPU Dreded, Sumardi (30 tahun) mengatakan, meski terlihat ramai, peziarah yang datang pada Idul Fitri tahun ini hanya 60 persen dari biasanya. Sebagian besar peziarah mulai datang pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB.
“Pengunjung dari 100 persen ramai sampai membludak, nah kalau 60 persen ini ada penguraian. Tapi kalau dibandingkan, masih banyak pengujung pada tahun lalu,” kata Sumardi ketika ditemui Republika di TPU Dreded, Jumat (14/5).
Sumardi mengatakan, selain karena pandemi Covid-19, sebagian peziarah yang tidak pergi ke pemakaman diperkirakan karena menuruti aturan pemerintah untuk tidak berziarah. Hanya saja, mereka yang masih melakukan kegiatan ziarah tidak bisa meninggalkan kegiatan tersebut karena sudah tradisi.
Di samping itu, sambung Sumardi, petugas pemakaman tidak bisa melarang para peziarah yang sudah datang.
“Memang sudah ada larangan dari pemerintah untuk berziarah, namun karena masyarakat ini sudah tradisi, jadi susah. Kita (petugas pemakaman) juga tifak bisa melarang. Cuma kita tetap mengimbau pengunjung agar menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sumardi menuturkan, jumlah kunjungan peziarah di hari ke-dua Idul Fitri meningkat sebesar 10 persen dari hari pertama Idul Fitri. Namun, diperkirakan sebagian besar peziarah yang datang merupakan warga sekitar Kota Bogor.
“Untuk kunjungan ini lebih banyak di hari ke-dua, meningkat 10 persen dari hari pertama lebaran. Tapi kita bersama Pemkot Bogor melalui Satpol PP, kelurahan, maupun pihak TPU sendiri melakukan penjagaan untuk tetap melakukan protokol kesehatan,” ujarnya.
Salah seorang peziarah asal Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Fadil (26 tahun) mengatakan, dia dan keluarganya tetap melakukan ziarah kubur karena sudah menjadi tradisi tahunan.
“Saya tetap ziarah, karena udah tradisi tahunan. Tadi pergi sama keluarga,” tuturnya.
Dia mengatakan, selain libur lebaran, tidak ada lagi momen untuk kumpul keluarga dan melakukan ziarah kubur. Terlebih, tidak semua orang bisa mengajukan cuti hanya untuk berziarah pascalebaran nanti.
“Jadi mau nggak mau (ziarah) harus sekarang. Tadi juga kita tetap menjaga protokol kesehatan. Masuk dari gang kecil yang nggak banyak orang, keluarga kita juga nggak bersentuhan sama orang lain,” pungkasnya.