REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, hotel yang sudah disiapkan untuk sebagai shelter untuk isolasi bagi pendatang atau pemudik masih dalam tahap verifikasi.
Awalnya sudah disiapkan sekitar 10 hotel untuk isolasi. Namun, ditambah menjadi total 16 hotel saat ini sebagai tempat isolasi."Ada 16 hotel di DIY yang disiapkan dan saat ini dalam tahap verifikasi dari dinas pariwisata (DIY)," kata Deddy kepada Republika saat dihubungi melalui pesan teks, Kamis (13/5).
Dengan begitu, belum satupun hotel yang sudah diisi oleh pendatang. Deddy menyebut, 16 hotel tersebut sebetulnya disiapkan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang nantinya datang ke DIY.
"Ini sebetulnya untuk persiapan TKI/WNA yang datang ke DIY yang utamanya. Namun, juga bisa bagi pemudik yang belum bisa diterima di desa/kampungnya," ujar Deddy.
Pihaknya sendiri hanya menerima pendatang untuk isolasi bagi yang sudah dinyatakan negatif dari PCR. Untuk biaya, kata Deddy, dibebankan kepada masyarakat yang akan melakukan isolasi di hotel.
Sementara itu, di Kota Yogyakarta sudah dilaporkan adanya pemudik yang masuk sejak 22 April 2021 lalu. Setidaknya, tercatat 225 pemudik yang datang hingga 9 Mei dengan sebaran merata di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta.
Kedatangan pemudik di Kota Yogyakarta sendiri dicatat dan dilaporkan melalui posko PPKM mikro yang ada di tiap RT. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, seluruh pemudik yang datang sudah dikondisikan untuk melakukan isolasi mandiri.
Sebagian besar pemudik ada yang melakukan isolasi di rumah tujuan mudik. Sementara, katanya, ada juga mudik yang melakukan isolasi di hotel yang sudah disiapkan khusus sebagai shelter.
"Mereka (pemudik) sebagian besar membawa surat jalan dan surat sehat Covid-19. Artinya tidak ada laporan bahwa ada warga yang datang dengan kondisi tidak sehat ketika pulang ke kampung halamannya," kata Heroe.