Kamis 13 May 2021 09:00 WIB

Istiqlal tak Gelar Shalat Id, Warga Tetap Datangi Titik Lain

Satgas Penanganan Covid-19 melarang shalat id di daerah zona merah dan oranye.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yeyen Rostiyani
Masjid istiqlal, Jakarta
Foto: ihram.co.id
Masjid istiqlal, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Jakarta Pusat, khususnya di Kecamatan Gambir tetap melaksanakan shalat Idul Fitri di sejumlah titik yang diikuti ratusan jamaah. Pelaksanaan shalat Id di sejumlah titik ini dilakukan sebagai alternatif peniadaan shalat Id di Masjid Istiqlal pada Lebaran kali ini. 

Seorang warga Jakarta Pusat, Mareto Iko (33 tahun) misalnya, memilih mengikuti salat Idul Fitri secara berjamaah di halaman Mess Perwira Mabes TNI AD Pejambon, Jakpus. Aparatur Sipil Negara di Kementerian Agama ini memang memilih tidak pulang kampung ke Jawa Tengah pada Lebaran tahun ini demi mengikuti ketetapan pemerintah. 

"Inginnya shalat di Istiqlal. Tapi karena di sana tidak ada, ya kita cari alternatif. Walaupun sebenarnya sunah tapi momen Lebaran lebih afdol dengan shalat id. Jadi ibadah tetap jalan, yang penting protokol kesehatan juga tetap dijaga," kata Iko usai mengikuti shalat Id, Kamis (13/5).

Dalam pelaksanaan shalat Id berjamaah di Asrama Perwira Mabes TNI AD, panitia menyiapkan hand sanitizer di titik masuk kedatangan jamaah. Tersedia juga beberapa boks masker yang harus dipakai jamaah bila lupa membawa dari rumah. Wilayah ini sendiri tidak termasuk dalam zona merah dan oranye, sesuai dengan data yang bisa diakses di situs Satgas Covod-19 DKI Jakarta. 

Sebelumnya, Imam besar Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan pembatalan penyelenggaran shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal. "Setelah kami menganalisis perkembangan internal dan eksternal Istiqlal, kami memutuskan tidak menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1442 H," kata Nasaruddin.

Menurut Nasaruddin, keputusan ini diambil atas pertimbangan angka penularan Covid-19 yang masih tinggi khususnya di wilayah DKI Jakarta. Dia menuturkan, pihaknya sempat akan membuka Masjid Istiqlal dengan kapasitas 10 persen.

Namun, dia menyimpulkan, pembatasan tersebut akan tetap membuat kerumunan masyarakat di satu titik. "Tetapi 10 persen dari 250 ribu itu, itu sama dengan berapa, pasti kita akan berjumpa di satu titik temu, misalnya di pintu tempat masuk, penitipan sandal," ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, dia meminta maaf kepada segenap jamaah yang sudah menantikan untuk melakukan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal. Ia berharap Idul Adha nanti keadaan mulai membaik dan Masjid Istiqlal akan kembali dibuka untuk umum.

Satgas Penanganan Covid-19 sendiri melarang pelaksanaan shalat Id di daerah zona merah dan oranye. Namun, shalat Id berjamaah boleh dilakukan di zona kuning dan hijau, lengkap dengan dengan protokol kesehatan yang ketat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement