REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam aksi terorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menewaskan empat petani kebun.
Ketua BPET MUI, Muhammad Syauqillah, menilai perilaku tersebut sangat jauh dari norma agama apapun, termasuk Islam. Apalagi peristiwa tersebut dilakukan pada Ramadhan.
Menurutnya perilaku mereka selain keji juga menodai kesucian Ramadhan. Mereka seperti tindakan teror kelompok Zionis Israel di Palestina.
Syauqillah juga menyampaikan bela sungkawa terhadap para keluarga korban dan menghimbau agar mereka khususnya dan warga Poso secara umum untuk tidak terprovokasi maupun reaktif menyikapi hal tersebut. "Serta menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada aparat keamanan," ujarnya.
Dia menyampaikan, seharusnya pemerintah melakukan langkah-langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Pemerintah menurutnya harus melakukan penegakan hukum yang tegas dan serius agar persoalan terorisme di Poso ini tidak berlarut-larut.
Pemerintah juga seharusnya memperkuat deteksi dini dan mitigasi aksi terorisme, di mana aksi terorisme seringkali terjadi di bulan Ramadhan, jelang Idul Fitri dan menyasar kelompok agama tertentu.
"Mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada dan melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan kepada aparat keamanan," kata Syauqillah.
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat agama, adat, dan komunitas etnis di Poso bersatu padu melawan ekstremisme dan terorisme yang sangat mengganggu sendi-sendi keharmonisan sosial.
Peristiwa teror kembali terjadi di Poso, Sulawesi Tengah pada Selasa (11/5), tepatnya di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur.
Syauqillah mengatakan, korban teroris tersebut empat orang petani kebun. Mereka mati dibunuh oleh sekelompok anggota teroris MIT.