REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengajak masyarakat untuk tetap bersilaturahim secara virtual di momentum lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Tujuannya, demi menghindari lonjakan kasus Covid-19.
"Kalaupun mau silaturahim lebaran sebaiknya virtual kalau tidak yakin dengan keluarga itu, kalau yakin bahwa keluarganya sudah dites antigen atau PCR silakan untuk bertemu, tapi kalau belum PCR, jangan lakukan," kata Yunis, Senin (10/5).
Penularan Covid-19 sangat berpotensi tinggi saat terjadi kontak secara langsung misal bertemu dalam silaturahim fisik tanpa tahu pasti apakah orang-orang yang dikunjungi atau ditemui benar-benar negatif Covid-19, sehingga akan sangat berisiko untuk terinfeksi virus tersebut. Justru dalam masa pandemi Covid-19, yang harus dilakukan adalah mengurangi mobilitas dan meminimalisir kontak karena berisiko tertular Covid-19.
Jika mobilitas penduduk tinggi, di situlah potensi penularan Covid-19 makin tinggi. Untuk itu, silaturahim diarahkan untuk dilakukan dalam jaringan (online).
Menurut Yunis, tingkat penularan Covid-19 masih tinggi di tengah masyarakat sekarang ini. Sehingga, masyarakat harus tetap waspada dan tetap disiplin melakukan protokol kesehatan.
"Dalam Ramadhan tahun ini kasusnya itu lebih banyak dari tahun lalu kalau tahun lalu kita dilarang mungkin diimbau untuk tidak shalat tarawih di masjid berarti sekarang lebih berisiko, kemudian untuk tidak shalat Id bersama apalagi sekarang lebih berisiko, kemudian untuk tidak mudik apalagi sekarang, tahun lalu saja dilarang," ujar Yunis.
Selain itu, Yunis mengatakan kerumunan juga harus dihindari dan tidak dibentuk karena risiko penularan Covid-19 yang tinggi ada di tengah kerumunan. "Apa pun kerumunannya sebaiknya tidak dilakukan," tuturnya.