REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) memberikan pernyataan sikap terkait penyerangan Israel terhadap Masjid Al Aqsa saat sholat pada Jumat (8/5) malam disusul tindakan bombardir di Jalur Gaza pada Selasa (11/5) pagi. DSKS meminta Pemerintah Indonesia bersikap tegas, bahkan memutus segala bentuk hubungan resmi dengan Israel.
Koordinator Dewan Ri'asah Tanfidziyah DSKS, Ustaz Abdul Rachim Ba'asyir, mengatakan, penyerangan Israel terhadap Masjid Al Aqsa dilakukan saat umat Islam melaksanakan ibadah sholat di bulan Ramadhan 1442 H. Aksi dilanjutkan bombardir Jalur Gaza yang menimbulkan banyak korban meninggal maupun luka-luka. Baik wanita maupun anak-anak yang merupakan tindakan biadab, keji dan tidak berperikemanusiaan.
Bangsa Indonesia yang memiliki ikatan emosional yang dalam dengan Palestina dan termasuk negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia sangat menentang segala bentuk penjajahan serta tindakan biadab, keji dan tidak berperikemanusiaan tersebut.
"Karena itu, DSKS mengutuk keras tindakan biadab, keji dan tidak berperikemanusiaan tersebut yang sangat bertentangan dengan seluruh nilai-nilai kemanusiaan yang universal ditinjau dari sisi manapun," kata Ustaz Abdul Rachim saat jumpa pers di kantor DSKS, Solo, Selasa (11/5).
DSKS juga meminta kepada Pemerintah Indonesia bersikap tegas atas tragedi tersebut dan lebih melakukan langkah konkret dalam memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Hal itu sesuai amanah Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
"DSKS meminta kepada pemerintah Indonesia agar memutus segala bentuk hubungan apapun baik secara resmi dan tidak resmi jika ada kepada pihak manapun di Israel seperti dalam bidang perdagangan, budaya dan lainnya," imbuhnya.
DSKS mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang sudah melakukan reaksi berupa kecaman dan melakukan upaya untuk meloby melalui jalur-jalur yang dimiliki pemerintah. Namun, DSKS akan terus memantau perkembangan kondisi umar Islam di Palestina. DSKS juga akan berkoordinasi dengan elemen-elemen umat Islam di Indonesia agar melakukan tekanan-tekanan kepada pemerintah untuk melakukan tindakan lebih tegas lagi.
"Apalagi kita sebagai kaum Muslimin di Indonesia dimana Indonesia negeri umat Islam terbanyak di dunia. Kalau Indonesia tidak bersikap tegas, jelas ini akan mempermalukan kita di hadapan umat Islam di dunia. Masjid Al Aqsa sangat dihormati, situs yang sangat dimuliakan oleh umat Islam," papar putra dari Ustaz Abu Bakar Ba'asyir tersebut.
Di samping itu, DSKS juga menyampaikan dukungan sepenuhnya kepada rakyat Palestina khususnya di Masjid Al Aqsa dan rasa bangga atas keteguhan mereka menjaga masjid dan tanah suci kaum Muslimin. DSKS menyerukan kepada seluruh Umat Islam untuk memberikan kepeduliannya terhadap Al Aqsa dengan mendoakan maupun memberikan donasi semaksimal mungkin.
DSKS berharap ke depannya supaya Masjid Al Aqsa dan Palestina secara umum diberikan kebebasan dan kemerdekaan, serta kaum Muslimin di sana tidak diganggu lagi oleh Israel.
"Harapan kami bagaimana supaya negara-negara di dunia ini mereka yang mempunyai kekuatan untuk melakukan tekanan kepada Israel. Kalau perlu mereka harus pergi dari sana, sehingga Palestina itu memikili kemerdekaannya secara penuh," harapnya.
Ustaz Abdul Rachim memastikan DSKS akan berusaha semaksimal mungkin. Saat ini baru sebatas upaya pernyataan sikap dan seruan. Namun, sambil berjalan DSKS akan melakukan upaya apapun yang bisa membantu, misalnya petisi dan sebagainya. DSKS juga akan mendorong umat Islam memberikan bantuan, baik itu keuangan, obat-obatan dan sebagainya untuk membantu saudara di Palestina.