Selasa 11 May 2021 16:46 WIB

Positivity Rate Indonesia pada Mei Sentuh Angka Terendah

Mei ini angka positivity rate adalah 11,3 persen.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
 Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyajikan data perkembangan penanganan Covid-19 tingkat dunia sebagaimana disampaikan World Health Organization (WHO). Ia menyatakan Perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, sejalan dengan perkembangan pandemi Covid-19 di tingkat global atau tingkat dunia.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyajikan data perkembangan penanganan Covid-19 tingkat dunia sebagaimana disampaikan World Health Organization (WHO). Ia menyatakan Perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, sejalan dengan perkembangan pandemi Covid-19 di tingkat global atau tingkat dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, angka positivity rate di Indonesia pada Mei 2021 tercatat sebesar 11,3 persen. Angka inipun merupakan yang terendah selama pandemi terjadi di Indonesia. “Positivity rate di Indonesia di Mei ini adalah 11,3 persen yang terendah selama pandemi ini,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (11/5).

Wiku kemudian membandingkan kondisi perkembangan kasus di Indonesia dan India sejak Agustus 2020. Sejak awal, angka positivity rate di India tercatat lebih rendah dibandingkan di Indonesia dengan angka rata-rata berkisar dua hingga tiga persen, dan angka tertinggi pada September 2020 yang sebesar 8 persen.

Baca Juga

Namun, tren kasus di India tiba-tiba mengalami perubahan dan lonjakan kenaikan sejak April 2021. Sehingga pada periode tersebut, angka positivity rate tercatat sebesar 14 persen dan bahkan pada Mei 2021 mencapai 21,7 persen. “Hal ini tentu saja terjadi sebagai dampak dari terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di India selama beberapa minggu terakhir, dengan penambahan hingga mencapai 400 ribu kasus dalam satu hari,” ucapnya.

Sementara itu, tren perkembangan kasus di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yang cukup tinggi di Januari hingga akhir Februari 2021. Peningkatannya bahkan mencapai 27,2 persen yang lebih tinggi dari angka /positivity rate di India.

Namun, kata Wiku, Indonesia belajar dari kondisi penanganan Covid-19 di tahun lalu yakni dengan melakukan perbaikan dan penghapusan cuti bersama pada tanggal-tanggal merah serta melakukan intervensi kebijakan melalui pelaksanaan PPKM mikro dan pembentukan posko di tingkat desa dan kelurahan. Langkah inipun disebutnya berdampak efektif menurunkan angka penambahan kasus positif, kasus aktif, dan juga angka positivity rate.

“Secara umum, data ini menunjukan bahwa saat ini positivity rate di India sedang meningkat tajam hingga ke titik tertinggi, sedangkan di Indonesia sedang menurun cukup drastis hingga ke titik terendah,” jelas Wiku.

Wiku menyampaikan, tren lonjakan kasus di India harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Kenaikan kasus di India yang diakibatkan oleh kegiatan keagamaan dan kegiatan politik dapat meningkatkan angka positivity rate secara drastis hanya dalam waktu dua bulan.

Hal ini menunjukan bahwa kenaikan kasus akibat masyarakat yang abai terhadap prokes dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Kondisi di India saat inipun dinilai sangat mengkhawatirkan di mana rumah sakit tak mampu lagi menampung pasien baik Covid-19 maupun non-Covid-19. Begitu juga dengan tenaga kesehatan, alat kesehatan, dan juga obat-obatan yang tak lagi mencukupi kebutuhan.

“Apabila kita tidak sama-sama menjaga agar penularan tidak semakin meluas, contohnya dengan tetap mudik dan mengunjungi orang tua dan saudara di kampung halaman, bukan tidak mungkin kasus Covid-19 di Indonesia akan kembali meningkat bahkan sama parahnya dengan di India,” kata Wiku.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement