Saiful Anwar Direktur Pascasarjana ITB AD yang juga sekretaris Wakaf Inovatif menegaskan asset wakaf sangat penting di kelola untuk mengembangkan wakaf yang bersifat produktif. Jadi wakaf tergantung bagaimana pengembangan assetnya agar mendatangkan kemaslahatan umat.
Mengutip pendapat Marshal Hodgson, ia mengatakan bahwa naik turunnya peradaban Islam seiring naik turunnya kondisi perwakafan. Senada dengan itu Professor Wakaf pertama di Indonesia, Raditya Sukmana, dari Universitas Air Langga menekankan bahwa potensi asset wakaf Muhammadiyah sangat luar biasa, untuk pengelolannya yang lebih optimal dapat belajar dari Singapura yang telah mengahasilkan triliunan asset wakaf.
CSAS ITB AD adalah Pusat Kajian Wakaf Berkelanjutan yang diinisiasi oleh para alumni pasca ITB-AD. Junarti sebagai direktur dan dibantu oleh Dyah Hesti divisi Penelitian dan Pengembangan, Tatang Ruhiat divisi Literasi dan Edukasi, Gurhanawan divisi Kerjasama dan Jaringan, dan Ahmad Fatoni divisi Publikasi dan Media Sosial.