REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Polda Jabar menjaring 138 travel gelap yang tetap memaksakan diri membawa pemudik dengan berbagai tujuan kota/kabupaten di Jawa Barat selama penyekatan larangan mudik lebaran. Jalur utama Kabupaten Karawang menjadi jalur terbanyak travel gelap yang terjaring petugas.
“Semua dilakukan tindakan tegas penahanan kendaraan," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi Adrimulan Chaniago usai memantau penyekatan di Puncak Pass, Cianjur, Ahad (9/5).
Sedangkan selama penyekatan yang baru berlangsung selama tiga hari, Polda Jabar telah mengembalikan 36 ribu kendaraan pemudik yang memaksakan diri melintas di sejumlah jalur utama dan jalur tikus di Jabar. Meski sudah dilakukan pengetatan dan penyekatan di masing-masing perbatasan menuju dan keluar Jabar, masih banyak travel gelap yang berusaha membawa pemudik.
Bahkan, beberapa di antaranya mencoba mengelabui petugas dengan berbagai dalih agar dapat lolos. "Kalau Cianjur yang sudah dilakukan tindakan tegas sebanyak delapan travel gelap sedangkan puluhan lainnya berhasil digagalkan untuk berangkat," katanya.
Ia menjelaskan, lantaran masih tingginya travel gelap dan kendaraan pemudik yang melintas di jalur utama Jabar, Polda Jabar akan terus meningkatkan pemeriksaan dan pengetatan selama 24 jam. Hal ini agar kecil kemungkinan kendaraan pemudik dan travel gelap untuk lolos.
Wakapolda Jabar Brigjen Eddy Sumitro, mengatakan sejak 6 Mei hingga saat ini, tercatat sudah 143 ribu kendaraan yang masuk ke jalur utama di Jabar dan seluruhnya sudah mendapatkan pemeriksaan ketat, bahkan puluhan ribu diantaranya dipulangkan kembali. Selama pengetatan pemeriksaan, tutur dia, petugas diimbau mengedepankan sisi humanis terhadap pengendara agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Bahkan, petugas diminta untuk memberikan sosialisasi agar pengguna jalan mengerti terkait larangan mudik untuk memutus rantai penyebaran virus berbahaya. "Kami juga meminta petugas untuk menjaga kesehatan dan mengedepankan sisi humanis agar pemudik yang memaksakan diri dapat pulang kembali karena ini terkait kesehatan diri, keluarga dan orang sekitar, sehingga Corona dapat hilang dan tidak terjadi klaster baru selama hari raya," katanya.