Sabtu 08 May 2021 10:38 WIB

DPRD Jabar Sidak Harga, Daya Beli Turun 40 Persen

Harus ada antisipasi dengan adanya penurunan daya beli masyarakat

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan pedagang saat meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Selasa (13/4). Mendag akan melakukan pemantauan terhadap sejumlah komuditas kebutuhan pokok selama Ramadhan agar tetap terjaga stoknya dan stabil hargannya.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang dengan pedagang saat meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Selasa (13/4). Mendag akan melakukan pemantauan terhadap sejumlah komuditas kebutuhan pokok selama Ramadhan agar tetap terjaga stoknya dan stabil hargannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Menjelang lebaran, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Tia Fitriani melakukan pemantauan harga berbagai komoditas di Pasar Dayeuh kolot Kabupaten Bandung. Menurut Tia,  terpantau harga ayam mulai mengalami kenaikan di kisaran harga Rp 40.000 per kilogram (kg) dan diperkirakan akan terus mengalami kenaikan hingga menjelang Hari Raya Iedul Fitri 1442 H atau Lebaran 2021.

Tia mengatakan, harga di Pasar Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung ini ditemukan ada kenaikan sekitar Rp 4000 dibandingkan di pasar-pasar lainnya.

“Yang jelas di pasar ini kita menemui harga sudah mulai naik, terutama di ayam ini sekarang sudah di 40 ribu per kilo sementara di pasar yang lain masih Rp 36 ribu, sedangkan menjelang nanti lebaran itu pasti ada kenaikan lagi," ujar Tia di Pasar Dayeuh kolot, Kabupaten Bandung, Jum’at, (7/5).

Menurut Tia, harga bahan pokok lainnya terlihat masih relatif stabil dan hanya  disalah satu pasar. Karena, dari hasil Sidak sebelumnya belum ada kenaikan yang signifikan dibandingkan temuannya hari ini.

“Untuk barang pokok lainya masih stabil, memang ada kenaikan tapi di tempat lain masih stabil, jadi ini pun sifatnya cuma di satu tempat saja ya,” katanya.

Tia menjelaskan, ia menemukan di pasar ini ada penurunan daya beli masyarakat hingga sekitar 40 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal itu, diketahui dari para pedagang. Ia melihat, angka tersebut cukup besar serta harus segera ditanggulangi.

“Dibandingkan tahun lalu, katanya tahun lalu itu masih lebih bagus. Tahun ini penurunan pembelian dari masyarakat ini turun 40 persen. Jadi lumayan besar juga penurunannya," kata Tia.

Sehingga, kata Tia, harus ada antisipasi dengan adanya penurunan daya beli masyarakat tersebut. Agar tidak merugikan para pedagang. Hal ini, menjadi pekerjaan rumah bersama agar para pedagang dapat memperoleh keuntungan yang kembali normal seperti tahun tahun sebelumnya.

“Jadi ini juga perlu kita antisipasi juga, jangan sampai hal tersebut akhirnya membuat para pedagang ini juga kesulitan untuk bertahan hidup dengan usahanya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement