REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ekonomi Sumatra Barat (Sumbar) pada kuartal I 2021 minus 0,16 persen. Hal ini masih sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang berlangsung.
"Dibandingkan periode yang sama pada 2020 ekonomi Sumbar ketika itu masih tumbuh 3,89 persen, sektor yang paling anjlok pada kuartal I 2021 adalah akomodasi dan makan minum," kata Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati di Padang, Kamis (6/5).
Menurutnya selain sektor akomodasi dan makan minum sektor lain yang juga mengalami kontraksi adalah transportasi dan pergudangan, pengadaan listrik dan gas. Hal tersebut terjadi karena tingkat hunian hotel dan permintaan di restoran masih mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, kata dia.
Selain itu masih adanya pembatasan kegiatan dan aktivitas pertemuan perkantoran belum banyak dilakukan karena sebagian anggaran direalokasi untuk penanganan Covid-19. Kemudian pada kuartal I 2021 aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau mengalami penurunan penumpang sebesar 30,95 persen dibandingkan triwulan IV 2020.
"Ini terjadi karena menurunnya aktivitas pariwisata, perjalanan dinas dan ketatnya pemeriksaan di bandara sehingga menambah biaya perjalan," kata dia.
Pada kuartal I 2021, struktur ekonomi Sumbar berdasarkan lapangan usaha didominasi tiga sektor yaitu pertanian, perikanan dan kehutanan 21,96 persen, perdagangan besar dan eceran dan reparasi sepeda motor 15,72 persen dan transportasi pergudangan 10,41 persen. Sumber utama ekonomi Sumbar pada kuartal I 2021 adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 0,34 persen dan jasa 0,15 persen.
Sebelumnya Bank Indonesia perwakilan Sumbar melihat peningkatan kasus baru positif Corona Virus Disease (Covid-19) dinilai akan berdampak dan turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. "Awalnya kami optimistis dengan adanya vaksin kasus akan berkurang, namun beberapa waktu terakhir terjadi kenaikan hal ini pada akhirnya juga akan berpengaruh pada ekonomi Sumbar," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.