REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO--Holding Bisnis Pesantren (Hebitren) bersama Bank Indonesia (BI) baru saja meluncurkan Distribution Center (DC) di tiga Ponpes di Jawa Timur (Jatim). Terobosan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan potensi perekonomian dan pengembangan bisnis pesantren di Indonesia.
Koordinator Hebitren Jatim, Kyai Haji Faiz mengatakan, sebagai langkah awal DC didirikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat Lamongan, Ponpes Bahrul Ulum Jombang, dan Ponpes Nurul Jadid Probolinggo. Pembangunan DC ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas distribusi antaranggota Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP) yang dibentuk pada 2019 lalu. "Terutama di bidang perdagangan untuk pemenuhan barang (sembako) dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar lokal," kata Faiz di Ponpes Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, Selasa (4/5).
Selain peluncuran DC, pada kesempatan ini juga diadakan pengukuhan kepengurusan Hebitren Jatim. Ia berharap kepengurusan ini dapat mendorong upaya pengembangan sektor bisnis dan ekonomi pesantren yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Salah satu caranya dengan memberdayakan potensi dan jejaring pesantren yang tersebar luas di wilayah Jatim."Nah, upaya ke arah itu sudah diwujudkan. Salah satunya dengan pendirian DC ini," ucap Kyai Faiz dalam keterangan pers yang diterima //Republika//, Selasa (4/5).
Kepala Dewan Ekonomi Syariah (DEKS) BI, Anwar Bashori menjelaskan, pendirian DC merupakan tindak lanjut dari kerja sama dan kolaborasi antarpesantren di Jawa Timur. Hal itu dimulai saat penandatanganan Deklarasi Surabaya oleh Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, Gubernur Jawa Timur, serta Perwakilan 17 Pondok Pesantren.
Para perwakilan Ponpes mampu menghasilkan pembentukan Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP) pada 2019. Tak lama setelah didirikan, KSBP berhasil menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam menjalankan usahanya. Dari total aset sebesar Rp 1,14 miliar pada 2019, KSBP mampu meningkatkannya menjadi Rp 4,07 miliar pada 2020.
Anwar menilai pencapaian tersebut sangat berpotensi untuk ditingkatkan. Hal ini terutama jika mengingat luasnya jejaring dan keberadaan pesantren yang tersebar di berbagai wilayah. "Khususnya di Jawa Timur," kata Anwar.