Selasa 04 May 2021 23:12 WIB

Indonesia Peringkat Keempat Terbanyak Kasus Stunting

Indonesia Peringkat Keempat Terbanyak Kasus Stunting

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Muhammad Hafil
Upaya mencegah stunting (ilustrasi)
Foto: Kemenkominfo
Upaya mencegah stunting (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus stunting masih menjadi permasalahan di Indonesia. Pada 2019 saja, kasus stunting ini mencapai 27,67 persen. Dan hingga akhir tahun lalu, Indonesia menempati posisi keempat dunia dan posisi kedua di Asia Tenggara dalam kasus stunting ini.

Artinya, ini masih harus diperbaiki dan terus disosialisasikan kepada seluruh orang tua agar lebih paham dengan kondisi anak mereka. Bahkan, para ibu mungkin ada yang masih belum paham apa saja penyebab stunting dan bagaimana mengantisipasinya.

Baca Juga

“Penyebab tingginya angka stunting di Indonesia, dikarenakan beberapa hal seperti salah satunya banyak bayi yang lahir sudah dalam keadaan kurang nutrisi, kemudian ditambah lagi kurang zat besi,” ungkap Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dalam webinar virtual bertajuk ‘Smart Sharing: Program Kerja Sama Penurunan Angka Stunting di Indonesia’, Selasa (4/5).

Karena kondisi yang masih sangat buruk dalam meminimalisir stunting, BKKBN bekerja sama juga dengan KlikDokter dan Prenagen, untuk memberikan pelayanan digital pada seluruh ibu. Tujuannya agar para ibu bisa belajar dengan mudah secara digital, dan bisa berkonsultasi gratis mengenai permasalahan yang dialami anak.

Direktur Klikdokter, Bonny Mateus Anom mengatakan, kerja sama ketiganya akan memberikan edukasi secara online dan offline kepada masyarakat dan komunitas bidan. Dan salah satu upaya yang dilakukan KlikDokter adalah melalui aplikasi KlikKB yang sudah diluncurkan tahun lalu.

“KlikKB ini membantu memudahkan pelayanan para bidan kepada para akseptor secara digital. Terkait perencanaan kehamilan, masa hamil, tumbuh kembang anak, penggunaan kontrasepsi, dan konsultasi gratis kepada bidan-bidan secara online,” ungkap Bonny dalam kesempatan yang sama.

Fitur tersebut diperuntukkan bagi para bidan, dan juga bagi para  ibu hamil maupun ibu dengan batita. Para ibu hamil bisa kontrol kondisi janin, dan para ibu dengan batita bisa kontrol nutrisi anak. Tujuan semua itu adalah tentunya untuk meminimalisir risiko stunting.

Edukasi secara online juga akan dilakukan di situs dan media sosial BKKBN, Prenagen, maupun Klikdokter, dengan menayangkan info grafis dan video edukasi secara berkala. Dan pihaknya juga akan mengadakan webinar, untuk bidan dan untuk masyarakat secara umum.

“Edukasi kepada kalangan bidan ini akan berisi tentang info terkini pencegahan stunting dan akan diadakan dengan SKP melalui zoom ataupun private YouTube channel. Mengapa bidan? Karena bidan merupakan perpanjangan dari akseptor,” ucap Bonny mengakhiri.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement