Selasa 04 May 2021 06:24 WIB

Satgas: Jangan Liburan Dulu di Kampung, Sabar...

Satgas Covid-19 mengingatkan, ledakan kasus di daerah belum tentu bisa tertangani.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo (kiri)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat menahan diri untuk tidak melakukan mobilitas yang tak mendesak. Khususnya, selama periode larangan mudik pada 6-17 Mei mendatang. 

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan, Indonesia perlu belajar dari India yang kasus hariannya melonjak akibat protokol kesehatan yang longgar. India menggelar ritual keagamaan dan aktivitas budaya dengan prokes yang mengendur. 

Baca Juga

"Maka kasusnya tidak terkontrol. Hari ini rata-rata per hari India mencapai kasus positif lebih dari 400 (ribu) kasus. Ini harus menjadi catatan kita semua," ujar Doni dalam keterangan pers di kantor presiden, Senin (3/5). 

Doni menambahkan, masyarakat di perantauan juga diminta bisa memberikan pemahaman kepada sanak saudara di kampung halaman mengenai kebijakan peniadaan mudik tahun ini. Ia mengatakan, tidak mudik berarti mengurangi risiko penularan Covid-19 demi melindungi keluarga. 

"Jangan dulu liburan di kampung, jangan lebaran di kampung, bersabar, bersabar ini adalah salah satu kunci kita untuk sukses mengendalikan covid," kata Doni. 

Doni juga mengingatkan bahwa dokumen negatif tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan pun tidak menjamin seseorang sepenuhnya bebas dari infeksi virus corona. Penularan bisa saja terjadi justru saat perjalanan berlangsung. 

Sesampainya di kampung halaman pun, pemudik pasti sulit untuk menghindari kotak fisik seperti bersalaman atau berpelukan dengan keluarga yang sudah lama tidak ditemui. "Padahal bisa jadi Anda sudah sebagai carrier, sudah terpapar covid, dan sudah terinfeksi. Setelah sekian hari keluarga di kampung menjadi terpapar covid, tertular akibat pertemuan tersebut," katanya.

Ia mengingatkan, ledakan kasus di daerah belum tentu bisa tertangani. Apalagi tidak semua daerah memiliki rumah sakit dengan fasilitas yang memadai untuk penanganan pasien Covid-19. 

Jika hal ini terjadi maka angka kematian akibat Covid-19 berisiko meningkat. "Mari kita bersabar untuk tidak mudik kali ini, termasuk juga apabila ada yang lolos maka seluruh daerah sampai dengan tingkat RT RW mohon kiranya bersedia menyiapkan tempat-tempat karantina bagi mereka yang baru tiba dari berbagai daerah," ujar Doni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement