REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengajak masyarakat agar berbelanja baju baru dan bingkisan Lebaran untuk menggerakkan ekonomi. Hal itu untuk mendorong konsumsi rumah tangga, sehingga mampu mendongkrak ekonomi pada kuartal kedua 2021.
"Ada bagusnya saat Lebaran beli baju baru supaya walaupun bertemu lewat Zoom, pakai baju baru sehingga muncul aktivitas konsumsi," ujar Sri kala konferensi pers 'APBN Kita' secara virtual seperti dikutip di Jakarta, Sabtu (24/4).
Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik. Langkah pemerintah untuk memperpanjang pembatasan pergerakan masyarakat menjelang Lebaran. Beleid tersebut berisi pelarangan mobilitas masyarakat menjadi 22 April sampai 24 Mei dari yang sebelumnya 6 Mei sampai 17 Mei.
Meski begitu, Sri berharap, belanja untuk menyambut hari raya diharapkan tetap ada. Sri bahkan meminta seluruh warga Indonesia tetap menyambut Lebaran dengan gembira, walaupun tidak bisa mudik. Dengan begitu, lonjakan penyebaran virus bisa diminimalisasi.
Sri menyebut, pemerintah akan menggunakan berbagai instrumen secara kreatif untuk mendongkrak ekonomi. Salah satu yang dilakukan adalah memberikan subsidi ongkos kirim (ongkir) pada Hari Belanja Nasional (Harbolnas) mulai pada H-10 sampai H-6 Lebaran.
"Harbolnas tujuannya agar meski tidak bertemu jadi ekspresi rasa syukur dan kebersamaan tetap bisa dilakukan. Anda tetap dapat mengirimkan bingkisan kepada orang-orang yang disayangi, dengan teknologi digital yang ada saat ini, ini memungkinkan, aktivitas konsumsi tetap terjadi, investasi tetap tumbuh," kata Sri.
Baca juga : Pedagang Keluhkan Pembatasan Pengunjung Pasar Tanah Abang
Pemerintah juga telah menyiapkan Rp 30,6 triliun untuk membayarkan tunjangan hari raya (THR) bagi aparatur sipil negara. Sri Mulyani berharap konsumsi yang meningkat setiap tahun mendekati Lebaran tetap terjadi pada tahun ini meski masih ada pandemi dan larangan mudik.
"Investasi juga diperkirakan meningkat, sehingga mampu mendorong ekonomi pada kuartal kedua menuju zona positif. Ini semua resep untuk memulihkan ekonomi tanpa menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19," ucap eks direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Tidak berselang lama, tepatnya pada Sabtu (1/5) dan Ahad (2/5), masyarakat memadati Pasar Tanah Abang. Mereka belanja berbagai baju dan kebutuhan pokok lainnya menjelang Hari Raya Idul Fitri pada 13 Mei 2021.
Video yang viral pada Sabtu menunjukkan, pengunjung berjubel saat berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tidak ada penerapan protokol kesehatan (prokes) karena jumlah pengunjung sangat banyak. Sehari berselang atau pada Ahad, aparat gabungan melakukan penertiban untuk mencegah penularan Covid-19.
Meski ribuan aparat gabungan dikerahkan, tapi tak semua area pasar bebas kerumunan. Pantauan Republika di lokasi pada Ahad, tampak pengunjung terus berdatang ke Blok A Pasar Tanah Abang. Sekitar pukul 10.00 WIB, pengunjung mulai berdesakan di pintu masuk Timur Blok A.
Petugas keamanan tampak kewalahan memeriksa suhu tubuh pengunjung sembari mengingatkan untuk jaga jarak dan memakai masker secara benar. Hanya saja, lantaran pengunjung sudah terlalu ramai, tak ada penerapan jaga jarak di dalam Blok A.
Para pengunjung akhirnya berdesak-desakan di dalam Blok A sedari pintu masuk Timur. Ada pula yang duduk berdekatan di tangga lantai LG Blok A. Kondisi semrawut dan pengap itu bertahan hingga akhirnya pasukan gabungan tiba pukul 11.00 WIB. Aparat berseragam Satpol PP, TNI, dan Polri berkeliling pasar dan menjaga pintu timur Blok A.
Petugas gabungan itu meminta para pengunjung yang sudah selesai berbelanja untuk segera keluar. Sedangkan yang hendak masuk diminta untuk antre menunggu giliran masuk ketika kepadatan di dalam sudah berkurang.
Seorang pengunjung Pasar Tanah Abang, Resti (30 tahun) mengaku tidak puas berbelanja karena adanya pembatasan oleh aparat. Ia butuh waktu lama untuk mendapatkan pakaian yang hendak dibeli untuk kebutuhan lebaran. "Saya baru datang pukul 09.00 WIB. Sekarang (pukul 11.00 WIB) sudah disuruh keluar," kata Resti saat hendak keluar gedung Blok A.
Ketika Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan datang memantau Blok A pukul 13.10 WIB, tampak ada lagi kerumunan di gedung itu. Pengunjung tetap berbelanja, tapi tak yang berdesakan. Anies pun menggelar konferensi pers di pintu barat Blok A.
Ironisnya, kerumunan ternyata menjadi jadi di luar gedung Blok A, tepatnya di dekat pintu barat. Pengunjung berdesak-desakan di lorong antara Blok A dan Blok F Tanah Abang itu. Tak ada petugas yang berjaga di sana.
Sementara itu, di dalam Blok B Tanah Abang tampak pengunjung tak lagi berdesakan pada Ahad siang hingga sore. Tak ada kerumunan meski aktivitas jual beli terus berlangsung. Kondisi itu tak terlepas dari pengerahan petugas gabungan ke Blok B. Sejumlah pintu masuk Blok B ditutup dan dijaga petugas. Para pengunjung diarahkan ke satu pintu masuk, yakni pintu selatan.
Baca juga : Darah Haid Keluar Jelang Buka Puasa? Ini Kata Mufti Mesir
Gubernur Anies, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imron, dan Dirut Perumda Pasar PD Jaya Arif Nasrudin pun meninjau langsung Pasar Tanah Abang. Selain itu, mereka juga mendatangi Stasiun Tanah Abang, sebagai tempat naik turunnya masyarakat yang ingin belanja ke pasar.
Menurut Gubernur Anies, pada hari biasa, bahkan sehari sebelumnya, yakni Jumat (30/4), jumlah pengunjung di pasar tersebut hanya sekitar 35 ribu orang. "Kemarin itu 87 ribu orang yang datang. Jadi, memang hari kemarin terjadi lonjakan yang tidak terduga," kata Anies di gedung Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Ahad.
Anies pun enggan berspekulasi mengenai penyebab pengunjung di Pasar Tanah Abang membludak. Ia menilai, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan penegakan terhadap protokol kesehatan. "Kita tidak mau berspekulasi sebabnya apa, tahu-tahunya orang datang pada hari Sabtu, tetapi yang jelas bagi kita protokol kesehatannya ditegakkan, jumlah petugasnya ditambahkan," jelasnya.