Ahad 02 May 2021 23:24 WIB

Ngabuburit BKN PDIP Bahas Strategi Dakwah Walisongo

Walisongo berdakwah tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang.

 KH Ahmad Baso saat berbicara di episode ke-20 Ngabuburit bersama Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan
Foto: istimewa
KH Ahmad Baso saat berbicara di episode ke-20 Ngabuburit bersama Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim KH. Ahmad Baso  memaparkan bagaimana Walisongo berdakwah di masanya, ketika Nusantara masih didominasi oleh warga beragama Hindu dan Buddha. Walisongo ternyata berdakwah lewat pendekatan budaya dan penyelesaian isu kehidupan sehari-hari. 

Hal itu diungkap KH Ahmad Baso saat berbicara di episode ke-20 Ngabuburit bersama Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan, “Mata Air Kearifan Walisongo”, dalam keterangan persnya, Ahad (2/5). 

Baca Juga

Tema yang diangkat adalah “Hubungan Walisongo dan Komunitas Tionghoa Hindu Bali”, dengan dipandu oleh Cendekiawan NU Zuhairi Misrawi sebagai host. Acara ini ditayangkan dan bisa ditonton ulang di akun youtube resmi BKN, @bknp pdiperjuangan.

KH Ahmad Baso menjelaskan orang Bali bisa bertemu dengan para wali.  “Mereka ketemu pada level angajawi-nya, bernusantaranya. Dulu Bali hanya lokal-lokal, Hindu lokal, tapi ketika bertemu dengan karakter nasionalnya, maka bangsa ini yang diperkenalkan oleh para Wali, rasa persaudaraan dan gotong royong dalam menerapkan nilai Islam di Nusantara,” ujar Ahmad Baso.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement