Sabtu 01 May 2021 15:58 WIB

Menaker: May Day 2021 Momentum Pulih dari Covid-19

Tidak sedikit perusahaan atau industri yang terkena guncangan ekonomi.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Agus Yulianto
Buruh menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day di Jakarta, Sabtu (1/5/2021). Dalam aksinya mereka meminta pemerintah untuk mencabut Omnibus Law dan memberlakukan upah minimum sektoral (UMSK) 2021.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Buruh menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day di Jakarta, Sabtu (1/5/2021). Dalam aksinya mereka meminta pemerintah untuk mencabut Omnibus Law dan memberlakukan upah minimum sektoral (UMSK) 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah mengajak serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB) dan para pengusaha untuk menjadikan May Day 2021 sebagai momentum memperkuat kebersamaan dan persaudaraan dalam melawan Covid-19. 

"May Day tahun ini harus kita maknai sebagai perayaan atas harapan, untuk kita sama-sama membangun Indonesia ke arah yang menggembirakan, ke arah yang lebih baik meskipun masih dalam pandemi COVID-19,” kata Menaker Ida pada acara May Day di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK)  Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (1/5).

Ida mengatakan, pandemi Covid-19 telah berimbas sangat besar baik, dari segi kesehatan maupun perekonomian nasional. Tidak sedikit perusahaan atau industri yang terkena guncangan ekonomi dan berakibat ada yang bertahan, namun ada juga yang terpuruk, mengakibatkan tingkat pengangguran dan kemiskinan bertambah. 

Meskipun demikian, dia meminta, semua pihak agar tetap menjaga sikap optimismenya. Menurutnya, optimistis sangat penting dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu, sambungnya, kreativitas dan inovasi juga harus terus dilakukan di semua sektor untuk bangkit dari keterpurukan. Hal ini sangat penting guna mengakhiri tekanan berat bangsa agar kehidupan dapat berjalan normal. 

“Memang ini merupakan tugas berat pemerintah saat ini, namun jika secara bersama-sama seluruh elemen bangsa melakukan tindakan nyata, maka beban ini secara perlahan-perlahan dapat dilampaui. Kita bisa pulih bersama,” kata Menaker Ida. 

Politisi PKB itu mengatakan, ada banyak inisiatif yang diambil Kemnaker dalam hal meningkatkan kesejahteraan pekerja. Di antaranya adalah Bantuan Subsidi Upah atau BSU, yang diberikan Pemerintah kepada pekerja yang terdampak pandemi COVID-19. 

Selain itu, berbagai program penangangan dampak pandemi COVID-19 yang sudah, sedang, dan terus dilakukan. Antara lain pelatihan vokasi dengan metode blended training, pemagangan di industri, pelatihan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja, sertifikasi kompetensi, penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan tenaga kerja luar negeri, pelatihan wirausaha baru, inkubasi bisnis, padat karya, dan gerakan pekerja sehat.

Inisiatif berikutnya adalah kebijakan pemberian THR Keagamaan kepada para pekerja/buruh. "Saya berharap stimulus ini akan menggerakkan konsumsi masyarakat, yang ujung-ujungnya berdampak bagus bagi kinerja perusahaan," terangnya.

“Kita tidak akan berhenti di sini. Inisiatif lainnya akan terus saya dorong untuk segera dilaksanakan. May Day tahun ini menjadi istimewa karena ini adalah perayaan atas harapan, “ kata Ida.

Dalam rangkaian perayaan May Day tahun ini, Kementerian Ketenagakerjaan mengadakan sejumlah kegiatan positif berupa pemberian vaksin Covid-19 terhadap 800 orang pekerja, menyerahan bantuan kepada pekerja/buruh ter-PHK yang survive dalam masa pandemi Covid-19, menyerahkan paket sembako kepada pekerja/buruh di 34 provinsi, serta memberian penghargaan dan plakat kepada perusahaan yang tetap bertahan dan mampu melakukan berbagai penyesuaian pada masa pandemi Covid-19. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement