Sabtu 01 May 2021 12:45 WIB

Australia Larang Warganya di India untuk Pulang

Warga Australia yang nekat pulang terancam di penjara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India,  Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia melarang warganya yang berada di India selama 14 hari untuk pulang dan masuk Australia. Mereka yang melanggar kebijakan yang mulai berlaku pada Senin (3/5) mendatang ini dapat dihukum penjara atau denda.

Keputusan darurat yang diambil Jumat (30/4) malam ini bagian dari langkah untuk menghentikan wisatawan Australia yang berkunjung ke India untuk masuk kembali. Ini mengingat tingginya lonjakan kasus infeksi yang tengah melanda negara terpadat kedua di dunia itu.

Baca Juga

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan langkah ini mulai berlaku pada Senin mendatang. Bagi pelanggarnya dapat dijatuhi hukuman sipil dan penjara hingga lima tahun.

"Hati kami untuk masyarakat India dan masyarakat Australia-India kami, risiko teman-teman dan keluarga mereka di Australia tertular sangat tinggi, tragisnya banyak yang terinfeksi Covid-19 dan sedihnya semakin banyak yang meninggal dunia," kata Hunt, Sabtu (1/5).  

Hunt menambahkan pemerintah Australia akan mempertimbangkan kembali langkah ini pada 15 Mei. Kasus infeksi harian India pekan ini selalu di atas 200 ribu dan total kasus positifnya sudah hampir 19 juta. Bertambah 8 juta sejak bulan Februari.

Selain varian baru virus Corona yang lebih menular lonjakan kasus infeksi ini juga disebabkan kegiatan-kegiatan dengan jumlah peserta yang besar seperti kampanye politik dan festival keagamaan. Sementara Australia tidak lagi melaporkan kasus infeksi di dalam negeri.

Demi mencegah varian baru yang lebih menular masuk ke Negeri Kanguru, Kamis (29/4) lalu, Pemerintah Australia telah melarang penerbangan langsung dari India. Tetapi sejumlah warga Australia seperti atlet kriket Adam Zampa dan Kane Richardson baru pulang dari Doha.

"Pemerintah tidak membuat keputusan ini dengan mudah, tetapi penting sistem karantina dan kesehatan publik Australia yang terintegrasi dilindungi dan angka kasus Covid-19 di fasilitas karantina dikurangi hingga ke tahap yang dapat diatasi," kata Hunt.

Australia telah menyingkirkan virus Corona setelah menutup perbatasannya bagi non-warga negara dan pemukim tetap sejak Maret 2020. Wisatawan wajib menjalani karantina mandiri selama dua pekan di hotel yang telah ditunjuk dengan biaya mereka sendiri.

Sistem ini dianggap banyak membantu pemerintah Australia menekan angka kasus positif sehingga kasus infeksi di negara itu relatif rendah. Negeri Kanguru hanya melaporkan 29.800 kasus positif dan 910 kasus kematian terkait virus korona.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement