Kamis 29 Apr 2021 06:39 WIB

Imunisasi Anak yang Lengkap Jadi Tanggung Jawab Bersama

Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia ajak orang tua perhatikan imunisasi anak-anaknya.

Webinar Pekan Imunisasi Dunia dengan tema,
Foto: Istimewa
Webinar Pekan Imunisasi Dunia dengan tema,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imunisasi merupakan hak dasar anak, hak untuk tetap sehat dan tumbuh berkembang. Namun pandemi Covid-19 menyebabkan banyak hambatan bagi orang tua serta para dokter dan penyedia layanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi.

Kementerian Kesehatan melaporkan setidaknya 83,9 persen pelayanan kesehatan terkait imunisasi anak di Indonesia terhenti akibat pandemi. Wakil Menteri Kesehatan Kesehatan RI, Dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD. Ph.D menjelaskan pemerintah berupaya dalam mengimunisasi seluruh anak Indonesia. Dalam melakukan imunisasi, setiap 1 dolar AS akan mengembalikan hasil sebesar 16 dolar AS.

“Beberapa imunisasi juga berlaku untuk seumur hidup,” kata Dante dalam Webinar Pekan Imunisasi Dunia, Imunisasi Menyatukan Kita, Rabu (28/4).

Berdasarkan rilis yang diterima pada Rabu (29/4), President Director MSD Indonesia, George Stylianou menjelaskan, imunisasi untuk melindungi generasi mendatang masyarakat Indonesia, terutama saat terjadi pandemi Covid-19. Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai imunisasi agar 1,5 juta anak di dunia yang meninggal setiap tahun karena Campak, Gondongan, Rubela, Cacar Air bisa dicegah.

“Imunisasi lengkap anak di Indonesia menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan anak-anak kita mendapatkan perlindungan terbaik. Diharapkan para panelis, peserta dan media untuk membantu memberikan pengetahuan kepada lingkungan sekitar,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia, Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FACP memaparkan, setiap akhir bulan April menjadi Hari Imunisasi Sedunia yang kali ini bertepatan dengan adanya pandemi Covid-19. Cakupan imunisasi baik untuk anak maupun orang dewasa menurun. Padahal penurunan ini pada Beberapa penyakit tertentu bisa menimbulkan outbreak atau kejadian luar biasa.

WHO mengingatkan, meskipun dalam masa pandemik, imunisasi penyakit yang bukan Covid tetap harus dijalankan dan dikejar cakupannya, jangan sampai menurun. “Semua pihak baik tenaga kesehatan, pemerintah dan kita sendiri harus bekerjasama untuk hal ini,” kata Samsuridjal.

Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. DR. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si memberikan data Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2020 hanya sebesar 45 persen anak yang terjangkau.

“Selama pandemic ini karena sekolah tutup, cakupannya kurang dari separuh target. Jadi separuh dari anak-anak beresiko tertular berat karena belum imunisasi,” kata Sudjatmiko.

Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Nasional tahun 2021, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia (BSI) Lengkapi Imunisasi Anak mendukung upaya Kementerian Kesehatan untuk mewujudukan visi misi Indonesia sehat tahun 2045. Ketua Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia, Dr. Meta Melvina mengajak para orang tua agar memperhatikan imunisasi anak-anaknya.

“Berpartisipaslah untuk melengkapi imunisasi anak, cari informasi mengenai imunisasi dan membantu orang tua lain untuk peduli kesehatan. Jika lingkungan kita sehat, anak kita pun akan sehat,” kata Meta.

Hal ini sesuai dengan tema besar WHO di tahun 2021 dan merupakan upaya meningkatkan kesadaran para orang tua di Indonesia untuk memberikan imunisasi lengkap untuk perlindungan optimal bagi buah hatinya, khususnya di tengah pandemi saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement