Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Munawir dan keluarganya biasanya setiap tahun pulang ke Sampit. Dia senang berada di Sampit, bahkan sudah membangun toko yang rencananya dijadikan tempat usaha sang istri.
"Di Samuda kan ada Pos TNI AL, nah dia mengusulkan pindah ke sana atau ke Banjarmasin, masih dekat dengan Sampit. Biasanya menjelang Lebaran ini mereka sekeluarga biasanya ke Sampit untuk berlebaran di sini," kenang Lim yang didampingi putrinya, Citra Pataha Yuemi.
Lim mengaku kaget menerima kabar dari Cica bahwa kapal selam KRI Nanggala-402, tempat Munawir bertugas, dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari. Dia memberi semangat kepada sang anak seraya sama-sama mendoakan agar kapal selam yang diproduksi tahun 1977 itu bisa ditemukan dan seluruh kru dalam kondisi selamat.
Namun, kemarin diumumkan kapal selam tersebut dinyatakan tenggelam di kedalaman sekitar 850 meter. Sebagai mertua, Lim Sukardi merasa sedih dan turut merasakan kesedihan sang anak.
Namun di satu sisi, mereka menyadari musibah itu risiko yang memang mungkin bisa saja dialami Munawir saat menjalankan tugas. Lim bertolak ke Surabaya untuk mendampingi sang anak agar tetap kuat menghadapi musibah ini.
Keluarga berharap kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan beserta seluruh kru dalam kondisi apa pun. "Dia menjalankan tugas. Setiap hari dia memang tugas di sana. Apa pun kondisinya, kami harus kuat menerimanya. Tapi berharap bisa ditemukan dalam kondisi apa pun," ujarnya.