jatimnow.com - Mantan Kepala Kamar Mesin (KKM) KRI Nanggala-402, Laksamana TNI (Purn) Frans Wuwung menyebut ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab hilangnya kontak kapal selam tersebut, salah satunya blackout.
"Ada satu hal yang paling berbahaya, bukan karena blackout. Namun, rasanya sulit terjadi, yakni ruang baterai dipenuhi oleh air laut. Tapi itu hampir susah untuk terjadi. Wong dia (kapal) baru siap mau berlayar dan baru menyelam, terus kok bisa kebocoran," ujar Frans, Jumat (23/4/2021).
Frans menyebut, banjirnya area baterai itu bisa terjadi jika kapal selam melebihi batas kedalaman, sekitar 200-300 meter di dasar laut, maka kekuatan bertahan kapal itu hanya selama 4 hari.
"Saya setuju KSAL. Tapi harus kedalaman diizinkan. Kalau lebih dari yang diizinkan sudah tidak ada cerita. Kemampuan bertahan, kalau kejadian sekarang ini, ya perhitungan saya Sabtu, kalau dia ada di kedalaman misal di 200 meter, sampai Sabtu (mungkin bertahan)," jelasnya.
Menurut pengalamannya, penyebab hilangnya kontak KRI Nanggala-402 karena kerusakan pada konverter kapal. Yang fungsinya mengubah arus DC ke AC.
"Analisa saya bahwa yang namanya blackout berarti power loss, peralatan tidak bisa digerakkan dan kemudi pada kedudukan menyelam," ungkap pria yang sudah menjadi KKM KRI Nanggala-402 sejak 1985 tersebut.
Sehingga, menyebabkan gangguan pada konverter dan mesin terpaksa berhenti.
"Motor sudah berhenti, tetapi sudah menuju turun. Dan barangkali ABK ada something terlalu lama mencari penyebab blackout itu. Analisa saya konverternya ada gangguan," terangnya.