Kamis 22 Apr 2021 20:36 WIB

Wiku Minta Masyarakat Bijak Rayakan Idul Fitri

Jubir pemerintah berharap masyarakat tetap disiplin menjalankan prokes.

Rep: Dessy Suciati SaputriĀ / Red: Bayu Hermawan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat agar bersikap bijak dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri nanti. Ia juga berharap masyarakat membantu menekan angka penularan kasus dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Saya sangat berharap masyarakat sangat bijak dalam merayakan hari Idul Fitri yang akan datang serta turut menekan angka penularan dengan tetap disiplin menjalankan prokes," ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (22/4).

Baca Juga

Wiku mengatakan, angka kasus positif harian di Indonesia saat ini terus mengalami penurunan sejak Januari 2021. Upaya pemerintah untuk terus menekan angka penularan kasus melalui kebijakan PPKM mikro di berbagai daerah dinilai terbukti mampu menjaga lonjakan kasus Covid-19.

Apalagi implementasi kebijakan PPKM mikro ini didukung dengan peniadaan cuti bersama seperti pada saat periode libur Imlek dan Paskah.

"Kebijakan PPKM mikro yang didukung dengan peniadaan cuti bersama pada periode libur Imlek dan Paskah terbukti mampu mengurangi potensi kenaikan kasus yang mampu diakibatkan oleh periode libur nasional bahkan kasus positif terus menunjukan tren penurunan," jelasnya.

Wiku pun berharap, upaya ini dapat terus konsisten dilakukan, khususnya menjelang periode libur Idul Fitri 2021 nanti. Wiku melanjutkan, selama ini periode libur panjang terbukti berdampak pada kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Pada periode Idul Fitri tahun lalu, kenaikan kasus berkisar antara 68 hingga 93 persen. Kemudian pada libur kemerdekaan RI kasus meningkat 58 hingga 119 persen. Pada libur maulid Nabi kasus juga meningkat 37 hingga 95 persen, dan pada libur nataru kasus meningkat 37 hingga 78 persen.

Wiku menjelaskan, peningkatan kasus terjadi karena adanya mobilitas penduduk yang cukup tinggi sehingga potensi penularan di tengah masyarakat pun semakin meningkat. Lonjakan kasus baru ini harus menjadi peringatan keras bagi Indonesia karena berdampak pada penuhnya RS rujukan dan kenaikan tajam kasus Covid-19 yang bahkan mencapai lebih dari 10 ribu kasus per harinya.

"Pengalaman tersebut membuat kita harus terus belajar dan memperbaiki kesalahan di tahun lalu agar tidak terulang lagi di tahun ini," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement