Selasa 20 Apr 2021 17:48 WIB

Menhub Sebut Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Sangat Besar 

Lebih dari 500 ribu kecelakaan dengan korban meninggal 164 ribu.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Untuk kesekian kalinya dalam rangka percepatan rencana pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman kembali melakukan rapat teknis.  Terlebih rencana pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam telah mendapat restu dari Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, saat kunjungan Gubernur Erzaldi beberapa waktu lalu.
Foto: Pemprov Babel
Untuk kesekian kalinya dalam rangka percepatan rencana pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman kembali melakukan rapat teknis. Terlebih rencana pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam telah mendapat restu dari Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, saat kunjungan Gubernur Erzaldi beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini kecelakaan lalu lintas sangat besar jumlahnya. Dia meminta, operator transportasi dapat memberikan pelayanan dan pengadaan sarana secara optimal.

“Data kecelakaan lalu lintas begitu besar, lebih dari 500 ribu, bahkan yang meninggal 164 ribu. Ini menandakan ada hal yang perlu kita tingkatkan,” kata Budi dalam webinar Sinergi Pemerintah dan Operator Daam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan, Selasa (20/4). 

photo
Sejumlah orang mengevakuasi korban kecelakaan mobil pribadi di ruas Tol Cipali KM 158, Jawa Barat. - (Antara/Muhammad Adimaja)

 

Budi mengatakan, terdapat 29 ribu kecelakaan fatal yang mengakibatkan penumpangnya meninggal dunia. Budi menuturkan, hal tersebut menunjukan tiga hingga empat orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan lalu lintas.

Dia menambahkan, data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tingginha kecelakaaan juga akibat kendaraan angkutan umum. “Ini baik akuntan umun penumpang maupun barang lebih sering karena kegagalan nelakukan pengereman saat jalan menurun, berkelok, dan tidak sedikit rem bolong jalan lurus,” jelas Budi. 

Untuk itu, Budi menekankan, operator harus tetap mengedepankan keselamatan penumpang meskipun saat kondisi pandemi Covid-19 juga berdampak pada pelaku udaha sektor transportasi. Dia menegaskan, dalam kondisi tersebut keselamatan tetap dijalankan. 

“Kita ingin bangkitkan angkutan logistik lebih bagus, angkutan orang itu lebih nyaman dan berkeselamatan tentu jadi,” ujar Budi. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement