Senin 19 Apr 2021 20:58 WIB

Mesir Minta Dikirimkan 80 Ton Kopi dari NTB

Kontrak ini bernilai Rp 9 miliar.

Seorang perempuan menunjukkan biji kopi lokal asli Lombok Utara di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang perempuan menunjukkan biji kopi lokal asli Lombok Utara di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Importir di Mesir meminta dikirimkan kopi hasil produksi petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 80 ton pada Juni 2021 sesuai dengan perjanjian bisnis yang disepakati bersama pelaku usaha mitranya di provinsi setempat. "Pukul 12.00 WITA hari ini, saya menandatangani kontrak pengiriman kopi jenis robusta dan arabika dengan aggregator-nya," kata Pemilik UD Berkah Alam Lalu Thoriq, usai mengikuti pelepasan ekspor 44 ton kopi robusta ke Korea Selatan, di halaman Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, di Mataram, Senin (19/4).

Ia mengatakan, keberhasilan menjalin kontrak pengiriman kopi ke Mesir merupakan hasil dari promosi dagang yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB ke luar negeri secara virtual (zoom meeting) yang digelar beberapa waktu lalu.Pertemuan secara virtual yang difasilitasi oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB tersebut diikuti oleh Atase Perdagangan Mesir Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir.

"Dalam pertemuan itu, Atase Perdagangan Mesir meminta langsung pengiriman biji kopi green bean," ujar Thoriq.

Pria yang pernah menjadi tenaga kerja Indonesia di Korea Selatan itu mengaku siap untuk mengirim biji kopi sebanyak 80 ton senilai Rp 9 miliar sesuai permintaan mitranya. Sebab, ia memiliki stok biji kopi sebanyak 600 ton yang tersimpan di kelompok tani binaannya di Kabupaten Lombok Utara, dan Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. "Insya Allah bulan enam atau dua bulan setelah pengiriman ke Korea Selatan, kopi NTB akan masuk pasar Mesir," ucap Thoriq yang juga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan, adanya kontrak bisnis pengiriman kopi ke mesir sebagai bentuk percepatan perluasan pasar komoditas nontambang. Menurut dia, keragaman negara tujuan ekspor menjadi sangat penting. Oleh sebab itu, pihaknya terus membuka pintu-pintu ekspor komoditas nontambang.

"Semakin banyak aternatif negara tujuan ekspor maka ketahanan pasar ekspor akan lebih terjaga karena alternatif lebih banyak. Dan pemain pelaku usaha akan semakin lebih ramai karena pemainnya para pelaku UMKM," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement