REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Angin kencang yang melanda sebagian wilayah Sumatera, memakan korban jiwa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabarkan, bayi berusia empat bulan hilang nyawa setelah angin kencang merusak pemukiman warga di Desa Sanglar, Kecamatan Reteh, Indragiri Hilir, Riau. Selain menyebabkan korban jiwa, beberapa orang dikabarkan luka-luka, dan kerusakan bangunan rumah.
BNPB menerangkan, angin kencang yang melanda wilayah tersebut, terjadi pada Kamis (15/4). “Seorang bayi perempuan berusia empat bulan dilaporkan menjadi korban (meninggal). Dua orang mengalami luka-luka, dan 18 kepala keluarga (KK), terdampak atas bencana yang dipicu oleh faktor cuaca itu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam rilis resmi, Sabtu (17/4).
Raditya menerangkan, laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indragiri Hilir, Sabtu (17/4), angin kencang yang melanda di Desa Sanglar, menyapu rata sejumlah rumah warga. Terdata sembilan rumah warga rusak berat dengan kondisi rubuh ke tanah, dan sembilan rumah warga lainnya, mengalami rusak sedang, dan ringan. Satu kantor Desa Sangkar juga mengalami kerusakan, dan satu posyandu mengalami rusak ringan, dan 10 tiang listrik tumbang.
“BPBD Indragiri Hilir, saat ini masih terus melakukan perbantuan, dan membantu membersihkan puing-puing rumah, mengevakuasi warga, dan perbantuan logistik untuk korban terdampak,” terang Raditya menambahkan.
BNPB pun mengimbau, bagi warga di kawasan Sumatera, untuk tetap waspada dalam menghadapi sejumlah ancaman dari dampak cuaca buruk yang masih akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Raditya mengatakan, BNPB mengacu prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kawasan Sumatera, masih akan menghadapi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, dan angin kencang. “Beberapa wilayah Sumatera yang diperkirakan masih akan mengalami cuaca ekstrem meliputi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan,”katanya. Cuaca ekstrem tersebut, dikatakan, dapat memicu terjadina banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.