REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono ikut angkat suara mengenai film dokumenter Seaspiracy yang menyuguhkan penangkapan ikan secara komersial. Kontroversi tentang film yang tayang di Netflix tersebut ditanyakan peserta dialog virtual organisasi WNI di Amerika Serikat pada Kamis (15/4).
Para peserta mempertanyakan tentang sustainable fishing yang berakibat kerusakan kehidupan ekologis di laut, terutama pemutusan rantai makanan makhluk hidup di laut.
Trenggono mengaku cukup tergelitik dengan karya yang disajikan Ali Tabrizi dalam film dokumenter tersebut. Trenggono mengaku sudah sering sampaikan pandangannya mengenai hal tersebut.
"Di masa depan kita tidak lagi bertumpu pada perikanan tangkap, melainkan perikanan budidaya," ujar Trenggono.
Kata Trenggono, Indonesia secara bertahap harus mengurangi penangkapan ikan di laut supaya keberlanjutan ekosistem laut itu tetap ada. Trenggono ingin generasi Indonesia di masa mendatang dapat merasakan manfaat dari sumber daya laut.
Trenggono juga melihat ada pesan yang dapat direnungkan dari film tersebut. Kata Trenggono, saat manusia tanpa kendali hanya memikirkan dari sisi ekonomi, hal itu lambat laun akan merusak seluruh populasi kelautan,
"Menurut saya itu sinyal juga untuk Indonesia, contoh kecil, mulai mengonsumsi hasil perikanan budidaya, bukan yang berasal dari laut lepas, semoga bisa sampai di tahap itu, karena tujuan dari budidaya itu bisa berkesinambungan," kata Trenggono menambahkan.